Lihat ke Halaman Asli

Warung Makan Burjo, Sahabat Anak Kost saat Lapar

Diperbarui: 8 April 2022   13:54

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dok. pribadi

           

Dok. pribadi

Dok. pribadi

Dok. pribadi

Burjo dan Warmindo sering dianggap sebagai penyelamat anak kost yang sedang lapar dan ingin mendapatkan makanan dengan harga murah. Burjo biasanya banyak dijumpai di dekat universitas, khususnya yang berada di daerah Jawa Tengah dan DI Yogyakarta. Banyak makanan dan minuman yang dijajakan oleh Aa dan Teteh burjo, itu adalah sebutan bagi penjual warung makan burjo. Dari mulai makanan ringan seperti gorengan, mie instan hingga ke makanan berat seperti nasi dan lauknya, tidak lupa juga mereka pun menjual beberapa macam minuman dingin dan hangat.

Bagi anak kost, terutama kalangan mahasiswa Yogyakarta pasti mengenal rumah makan sederhana Burjo ini. Pasalnya bagi mereka yang ingin tetap mendapatkan dan merasakan masakan yang tidak jauh beda dari masakan rumah, Burjo lah tempat mereka makan. Menu yang di jual di Burjo ini tidak asing di telinga karena mereka menjual menu-menu yang banyak diinginkan orang-orang juga. Seperti, nasi goreng, nasi magelangan, nasi orak arik, omelette, dan berbagai menu lainnya.

Burjo memiliki ciri khas bercorak merek mie instan dan merek minuman. Burjo sering dijadikan tempat berkumpul mahasiswa, entah untuk makan, mengerjakan tugas, nongkrong, atau bahkan hanya untuk tempat berbincang-bincang. Dengan begitu bukan tidak mungkin Burjolah yang menjadi incaran mahasiswa selain kedai kedai kopi kebanyakan.

Bagaimana sih awal Burjo itu terbentuk sehingga menjadi tempat ramai dikunjungi orang-orang seperti sekarang. Burjo berasal dari Kuningan Jawa Barat oleh sebab itu penjual penjual Burjo di panggil Aa dan Teteh. Pertama kali dibawa oleh Rurah Salim dan Istri, dua tahun setelah Indonesia merdeka tepatnya. Ia melakukan eksperimen terhadap kacang hijau karena saat itu beras sangat sulit didapatkan karena perang. Salim mencoba bereksperimen dengan kacang hijaunya dan setelah berhasil ia membagikan kepada tetangga-tetangganya. Dan dari situlah nama bubur kacang ijo tebentuk. Para tetangga memberikan respon positif kepada Salim, lantas ia pun mulai memberanikan diri untuk berjualan di sekitar Kuningan kota. Terus mendapatkan keuntungan dari jualanya Salim mulai membuka kedai makan nya di pusat kota. Dan dari situlah akhirnya warung makan sederhana Burjo terbentuk.

Lalu mengapa Burjo sangat menjadi incaran para mahasiswa yang ingin makan di Kota Gudeg ini. Selain harga yang murah Burjo juga terkenal dengan rasa masakannya yang enak, oleh sebab itu Burjo selalu jadi favorit mahasiswa dan masyarakat lain untuk menyantap makan. Burjo juga seperti menjadi jawaban bagi mahasiswa rantau yang tidak memiliki keleluasaan dalam membelanjakan uang saku mereka. Di Yogya sendiri letak Burjo hamper tersebar di setiap gang-gang deket kos para mahasiswa tinggal juga berada di sekitar wilayah universitas. Kisaran harga yang diberikan oleh penjual Burjo sangatlah terjangkau, beberapa makanan dan minuman dimulai dengan harga Rp 3.000,00 hingga Rp 15.000,00.

Karena banyaknya peminat pada warung makan Burjo ini banyak pebisnis yang mulai terjun ke dunia kuliner ini, mereka membuat seolah warung makan Burjo yang tekenal dengan sederhana mulai banyak merubah pandangan-pandangan warung makan Burjo ini. Beberapa Burjo sekarang sudah mulai mengupgrade warung warung nya, contohnya banyak burjo yang di isi dengan live music, free wifi, dan fasilitas AC.

Hal ini semakin membuat Burjo menjadi favorit tempat berkunjung para mahasiswa untuk makan atau bahkan untuk nongkrong-nongkrong dengan teman kampus mereka. Walaupun banyak Burjo sudah mengalami perkembangan ciri khas warung makan ini tidak di hilangkan, harga yang terjangkau adalah ciri khas yang dimiliki warung makan Burjo ini. Jika di kedai-kedai coffee kita sudah mendapatkan fasilitas seperti live music, AC, atau bahkan free wifi berapa harga yang kita dapat? Rata-rata harga termurah mereka yaitu Rp. 15.000,00-Rp. 20.000,00. Sangat berbanding terbalik dengan harga yang di berikan Burjo-Burjo modern ini. Dengan fasilitas yang hamper sama dengan yang di dapat di kedai-kedai coffee lainnya harga yang mereka berikan sangatlah terjangkau.

Mengenal awal bisnis Burjo. Burjo kali ini berada di sekitar daerah Nologaten tepatnya di daerah Demangan arah menuju Selokan Mataram dimana daerah tersebut dekat dengan beberapa kampus. Sebelumnya Aa Burjo memang sangat suka untuk nongkrong, setelah berkeluarga dia dan istri memutuskan untuk mencari peruntungan di Yogyakarta. Waktu muda Ia memang sangat sering nongkrong di warung Burjo atau Warmindo dan akhirnya ia mempunyai pikiran untuk membuka kedai warung makan Burjo ini. Berawal dari modal yang diberikan investor sehingga ia tidak mengeluarkan uang sepeserpun dan akhirnya memiliki omzet sekitar RP. 2.000.000,00 perhari. Dia memang mendapatkan modal dari investor disaat dia hanya menjelaskan prospeknya sepeti apa dan bagaimana dalam menjalankan usahanya lalu sang investor pun memberikan modal kepada pemilik Burjo ini dan tetap buka hingga sekarang. "Berawal dari sering nongkrong di Burjo dan Wamindo sekarang Alhamdullilah sudah memiliki kedai warung makan Burjo sendiri dan nanti InsyaAllah akan buka cabang kedua, doakan saja" ujar Aa Burjo saat sedang di wawancara mengenai awal mula warung makan Burjo nya berdiri.

Jam operasional Burjo ini juga sangat memudahkan mahasiswa yang lapar tengah malam, karena mereka buka selama 24 jam. Dengan cara pagi ke sore yang berjaga pemiliknya sendiri dan jika sudah menjelang malam sampai pagi gentian karyawanya yang berjaga. Letak yang strategis di dekat kost mahasiswa dan harga yang terjangkau bukan tidak mungkin jika Burjo ini tidak sepi pengunjung. Fasilitas yang di dapatkan oleh pengunjung juga enak dan nyaman. Seperti, tempat yang nyaman dan bersih, free wifi, dan live music.

Harga yang terjangkau, mudah dijangkau, nyaman, enak, dan fasilitas yang diberikan saat ini juga sudah bagus, bukan tidak mungkin memang warung makan Burjo adalah sahabat dan menjadi andalan anak kost di daerah-daerah Jawa Tengah dan DI Yogyakarta yang tidak ingin merogoh dompet dalam-dalam untuk makan dan nongkrong. Harga merakyat untung bersahabat.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline