Puisi untuk hidup puisi kehidupan
Sebrangi lautan fatamograna di persimpangan fajar
Bagai oase di tengah terik matahari membakar kulit ular sanca yang menggesek gesekkan panjang tubuh dan mengganti kulitnya,
Apalah arti kata tanpa makna
Apalah arti tulisan tanpa daya
Puisi untuk hidup puisi kehidupan
Melintasi bersih kotornya dunia
Lalui hitam putihnya hati manusia
Puisi untuk hidup puisi kehidupan
Haramkan batas untuk mencerdaskan
Lurus itu bukan bagian dari garis
Dan terputus merupakan lambang kebinasaan revolusi pemikiran
Tetapi berkelok tak kenal atas bawah juga kiri taupun kanan
Butakan segala arah angin penglihatan
Yang tampak hanya di permukaan panca indera
Olehkan kesimpulan dari kekacauan simpul hidup yang seolah mati
Bagai labirin yang menghiasi otak manusia
Ber alur dan berbelok
Puisi untuk hidup puisi kehidupan
Bisakah kau hidup dengan puisimu?
Yogyakarta, 24 maret 2012
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H