Lihat ke Halaman Asli

Mohammad Uwais Al Qorni

Mahasiswa Politeknik Negeri Jakarta, Magang di Kementrian Energi dan Sumber Daya Mineral

Menjadi Presidensi G20, Apa Strategi Indonesia Dalam Sektor EBT?

Diperbarui: 19 Februari 2022   23:06

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Logo Presidensi G20 Indonesia (Sumber : https://g20.org/) 

Pada Tahun 2022 ini, Indonesia secara resmi menjadi presidensi G20 selama setahun penuh. Presidensi sebelumnya, Negara Italia melaksanakan serah terima di kota Roma, Italia pada tanggal 31 Oktober 2021.

Tahun ini mengusung tema "Recover Together, Recover Stronger". Tema ini memiliki makna bahwa untuk mencapai tujuan bersama, maka diperlukan kerjasama yang inklusif. Dan ketika memiliki kerjasama yang inklusif, maka bersama sama akan menjadi lebih kuat.

Negara Anggota G20 (Sumber : https://g20.org/)

Presidensi G20 Indonesia memiliki 3 sektor prioritas, yaitu sektor kesehatan global kala pandemi, transformasi digital, dan transisi energi.  Pada salah satu sektor, yakni sektor transisi energi memiliki 3 isu prioritas. 

Yang pertama adalah memaksimalkan aksesibilitas energi, lalu yang kedua adalah pemutakhiran teknologi dalam energi terbarukan, dan yang ketiga adalah memanajemen pembiayaan energi. 

Tentunya untuk mengatasi masalah tersebut membutuhkan banyak uluran tangan dari berbagai pihak, baik pemerintah, sektor swasta, akademisi, dan juga komunitas publik. Tanpa kerjasama antara satu pihak dan pihak lainnya, tentu akan mempersulit mencapai tujuan dan menyelesaikan masalah tersebut.

Transisi energi G20 merupakan topik paling hangat yang sedang ramai dibicarakan. Menurut Bapak Arifin Tasrif, selaku Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral, beliau mengatakan "Transisi energi menjadi sentral dalam mencapai agenda Sustainable Development Goal". 

Hal ini menjadikan transisi energi sebagai langkah penting bagi dunia dalam mengurangi emisi karbon sehingga menciptakan sistem energi bersih yang berkelanjutan. Transisi energi akan berperan penting dalam untuk menjaga suhu global. Seperti yang dibahas pada COP26 dan G20 2021, sudah menjadi komitmen global untuk menjaga suhu global dibawah 2OC dan berusaha untuk membatasi kenaikannya hingga 1,5OC.

(Sumber : IRENA 2020, Renewable Power Generation Cost. https://www.irena.org/publications/2021/Jun/Renewable-Power-Costs-in-2020 ) 

Dalam beberapa tahun terakhir, penambahan kapasitas pembangkit EBT cenderung meningkat. Apabila dibandingkan dengan pembangkit tenaga fosil, pembangkit EBT lebih mendominasi. Karena beberapa negara maju telah membuat regulasi baru untuk membatasi penggunaan pembangkit fosil dan menggalakkan penggunaan pembangkit berbasis energi terbarukan. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline