Lihat ke Halaman Asli

Mohammad Topani S

Penulis yang ingin berbagi kebaikan walaupun hanya sedikit.

Dia Yang Ku Maafkan (Bagian 3)

Diperbarui: 20 Juni 2023   15:10

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi Gambar, Pixabay.com

Apalah arti senang atau cinta dengan seseorang,  kalau tidak ada tindakan nyata untuk berani mengatakannya, hanya imajinasi liar yang menghantui seperti bayang-bayang hitam.

Dan aku tahu, bayang-bayang ini bisa menjadi penyakit. Penyakit yang membahayakan diriku dan masa depanku kelak.
"Huuh!". Kan ku-enyahkan bayang-mu dibenaku. Pasti..!

Dalam hal ini, akupun tak melupakan sepupu yang selalu memberi semangat saat mentalku terpuruk.

Dorongan semangat untuk bangkit dari kesia-siaan hayalan. Jangan menyerah, jangan cengeng, atasi dan hadapi kenyataan walaupun itu pahit, begitu nasehat sepupuku.

Dan sekarang, semua sudah berlalu...
***

Setelah duduk dibangku kelas 3, aku merasa tidak canggung lagi berbasa-basi dengan Karmila.

Aku semangat, dan sangat percaya diri...

Aku sering tertawa bahagia, bergaul dengan banyak teman disekolah, seperti layaknya anak-anak SMA saat itu.

Aku sudah kembali seperti semula, aku merasa sudah menemukan diriku yang dulu dengan kepribadian yang bijak, tangkas dan cerdas.

Waktu jam istirahat sekolah, Firman masih sering mengajak makan di Kantin. Dia ingin mentraktir sambil bercerita apa saja seperti anak-anak SMA pada umumnya.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline