Lihat ke Halaman Asli

Mohammad Topani S

Penulis yang ingin berbagi kebaikan walaupun hanya sedikit.

Dia Yang Ku Maafkan (Bagian 1)

Diperbarui: 22 Juni 2023   19:05

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi Gambar, Pixabay.com

Prolog.

Latar belakang kisah tragedi cinta ini, terjadi diakhir tahun 70-an.

Dimana saat itu, sebagian besar generasi mudanya, menyikapi yang namanya cinta atau jatuh hati terhadap seseorang, merupakan perkara "sakral."

Artinya, keinginan untuk mengutarakan hasrat hati yang dalam tersebut, harus mencari waktu yang tepat, dan penuh perhitungan, tentunya dengan melalui surat.

Agar tujuan untuk memiliki sang pujaan hati, dapat 'berbalas pantun'.

Tapi semua itu bisa menjadi penghalang, karena kesakralan, dan etika pendekatan, atau apapun namanya, yang hanya dipendam dalam hati, akhirnya tidak tersampaikan, maka menjadi terlambat.

Karena ternyata ada yang lebih utama dari semua itu, yaitu percaya diri..
***

Kuceritakan sedikit...

Hasrat psikologis terhadap lawan jenis sebenarnya sudah ada sedari SMP,  saat itu, bila aku bertemu seorang gadis yang membetot hati, aku sudah merasakan ada "getaran", sebagaimana laki-laki yang sudah naik bujang.

Sebelumnya, aku pernah ditinggal lari sipat-kuping oleh gadis kecil itu, gadis SMP yang kali pertama membuat hati ini seperti tersayat sembilu.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline