Lihat ke Halaman Asli

Mesin Pengering Lemon: Terobosan Mahasiswa KKN UNDIP Atasi Over Panen

Diperbarui: 10 Agustus 2023   22:01

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Presentasi Rancangan Mesin Pengering Lemon/Dok Pribadi

Desa Cangak, Kecamatan Bodeh, Kabupaten Pemalang (08/08/23) -- Lemon merupakan salah satu hasil bumi yang berlimpah di Desa Cangak. Lemon yang bukan merupakan buah musiman dan masa panen lemon yang singkat menimbulkan permasalahan bagi pemilik kebun. 

Masa panen lemon yang hanya dalam kurun waktu 10-15 hari menimbulkan over komoditas pada lemon. Lemon yang terus menumpuk menyebabkan pembusukan. Akibatnya lemon tidak dapat terjual habis dan menimbulkan kerugian bagi pemilik kebun.

"Dalam sekali panen, mungkin bisa seperempatnya yang busuk mas, karena tidak langsung dikirim, jadi hanya dibuang begitu saja" ujar Kusdiyono, mandor di kebun buah Cangak. Belum adanya alternatif penyimpanan dan pengolahan lemon yang baik juga menjadi penyebab pembusukan lemon.

Catra Arsa Janapriya, mahasiswa Rekayasa Perancangan Mekanik, Fakultas Sekolah Vokasi, Universitas Diponegoro yang tergabung dalam Tim KKN II 2023, merancangkan sebuah mesin pengering lemon sebagai langkah penyimpanan dan pengolahan lemon. Rancangan mesin pengering lemon ini dapat membantu untuk meningkatkan daya simpan lemon, serta menjadi pengolahan baru bagi lemon.

Penyerahan Desain Rancangan Mesin Pengering Lemon Kepada Pengelola Kebun Buah/Dok Pribadi

Rancangan desain mesin pengering lemon disosialisasikan di Balai Desa Cangak yang dihadiri oleh Kusdiyono selaku mandor dari kebun buah Cangak, Bapak Erwanto, S.Pd. selaku Kepala Desa Cangak dan seluruh Perangkat Desa Cangak, pada 5 Agustus 2023. 

Mesin pengering lemon ini mendapatkan feedback yang positif. Pada acara ini juga proposal rancangan mesin pengering lemon diserahkan dan diterima oleh Kusdiyono. "Alatnya bagus ya mas, menarik. Saya akan coba ngomongkan ke atasan, supaya membantu mengurangi lemon busuk", ujar Kusdiyono.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline