Mahasiswa gap Year merupakan sebutan bagi mahasiswa yang menunda perkuliahannya selama 1 tahun atau lebih. Jadi setelah lulus kuliah itu mereka tidak langsung melanjutkan ke jenjang perkuliahan. Namun, beristirahat atau mengambil jeda terlebih dahulu. Ada beberapa faktor yang menjadi sebab seseorang menjadi mahasiswa gap year seperti belum berhasil di terima di kampus impiannya, faktor ekonomi yang kurang mendukung sehingga harus bekerja terlebih dahulu maupun karena sudah di terima di perkuliahan namun merasa tidak cocok dengan jurusan yang di ambilnya sehingga memilih untuk tidak melanjutkan perkuliahannya dan ingin mendaftar kuliah lagi di jurusan lain.
Ya memang banyak faktor lainnya juga yang menyebabkan seseorang menjadi mahasiswa gap year. Dan tentunya faktor-faktor tersebut telah di pertimbangkan secara matang dan menyadari segala resiko yang harus di hadapinya. Mungkin dengan memilih menjadi mahasiswa gap year membuat seseorang tertunda kuliahnya dan ikut kuliah bersama dengan adik kelasnya. Ada kalanya mahasiswa gap year merasa agak nyesek ketika melihat teman-teman seangkatan di SMA nya dulu sudah pada wisuda sedangkan ia masih harus berjuang di bangku perkuliahan. Kadang juga ada perasaan agak malu ketika menjadi mahasiswa tua di angkatannya sehingga tak jarang yang tidak menyebutkan ia lulusan tahun berapa sehingga teman-teman seangkatan di fakultasnya mengira kalau mereka semua itu satu angkatan lulusan dari SMA/SMK/MA.
Namun, tak selamanya menjadi mahasiswa gap year itu menyesakkan dada. Sebagai mahasiswa gap year yang menunda perkuliahannya selama 1 tahun karena harus bekerja terlebih dahulu setelah lulus SMA. Mungkin awalnya ada perasaan malu atau sungkan saat ditanya lulusan tahun berapa sehingga tidak memberitahukan tahun lulusnya jika tidak ditanya. Malu jika termasuk berusia tua di angkatannya. Namun, seiring berjalannya waktu pasti orang-orang akan mengetahui semua fakta yang ada. Sehingga aku tidak malu lagi saat ada orang yang bertanya aku lulusan tahun berapa.
Aku cukup bersyukur karena pernah gagal SNMPTN akibat aku mengambil jurusan yang sama sekali tidak sesuai dengan passion dan kemampuanku. Jika seandainya dulu aku lolos di jurusan itu mungkin aku tidak dapat menjalani perkuliahan dengan maksimal. Dan dengan gagalnya aku di jalur SNMPTN tersebut pun membuatku belajar untuk lebih bijak lagi dalam memilih jurusan. Sebenarnya aku bisa mengambil tes SBMPTN di tahun itu. Namun, waktu itu kondisinya tidak mampu secara ekonomi dan kurang mengetahui beasiswa yang ada di perkuliahan. Selain itu juga merasa belum siap untuk bersaing dalam tes SBMPTN. Sehingga aku memilih mengambil jeda waktu selama 1 tahun untuk bekerja dan belajar mempersiapkan tes SBMPTN tahun depan.
Dan setelah jadwal tes SBMPTN di tahun depan pun aku mencoba untuk mengikuti tesnya dan pasrah terhadap segala hasil tesnya walaupun penuh harap bisa lolos kuliah. Dan Alhamdulillahnya bisa lolos kuliah. Hal yang aku syukuri sekali karena sesuatu yang dulu pernah ku inginkan akhirnya bisa ku dapatkan. Walau terkadang jadi agak melow/ baper ketika teman-teman seangkatan saat SMA dulu sudah pada wisuda sedangkan aku masih harus berjuang di perkuliahan ini dengan segala drama kehidupannya. Namun, aku selalu berusaha untuk tidak menyesali semua yang telah terjadi. Dengan adanya gap year itu akhirnya aku mengetahui lelahnya bekerja untuk mencari uang sehingga membuatku penuh pertimbangan ketika hendak menggunakan uang karena untuk memperolehnya perlu ada usaha dan keringat dari pagi sampai malam selama 1 tahun tanpa ada libur 1 hari pun.
Selain itu dengan adanya gap year tersebut membuatku untuk belajar bersyukur karena masih diberikan kesempatan untuk kuliah sedangkan diluar sana banyak orang yang ingin kuliah namun tidak dapat kesampaian. Dengan adanya gap year aku jadi belajar menghargai sebuah proses dan penantian yang panjang untuk mendapatkan hasil yang baik. So, jangan sedih dan frustasi jika kita terlanjur menjadi mahasiswa gap year. Nikmati dan syukuri serta pelajari semua prosesnya agar kita bisa berkembang menjadi manusia yang lebih baik lagi.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H