Lihat ke Halaman Asli

Mohammad Shihab

Asisten Profesor

Akademisi Khawatirkan Dampak Media Sosial di Masyarakat

Diperbarui: 28 November 2018   08:57

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Akademisi Ilmu Komunikasi (kanan) menerima cenderamata setelah menjadi pembicara kunci dalam konferensi ilmiah yang digelar di President University, Kamis (22/11).

Cikarang - Kehidupan masyarakat saat ini tidak terlepas dari media sosial. Siapa saja bisa berkomentar  tentang apapun di media sosial. Situasi ini menjadi keprihatinan para akademisi dalam konferensi nasional bertajuk Dynamic Media, Communications, and Culture (DiMCC) yang digelar di kampus President University.

Menjadi salah satu pembicara kunci di konferensi tersebut, guru besar ilmu komunikasi Prof. Deddy Mulyana, MA., Ph.D. menyebut dampak negatif media sosial. Menurutnya, komunikasi antarpribadi tidak tergantikan.

"Media sosial menimbulkan banyak dampak positif. Namun banyak juga dampak negatifnya. Meski canggih media sosial adalah perpanjangan tangan manusia. Ia tidak dapat menggantikan komunikasi tatap-muka yang paling ampuh, karena model komunikasi ini menggunakan semua pancaindra manusia," tutur Deddy di Auditorium Charles Himawan, President University, Kamis (22/11).

Deddy menilai cara masyarakat menggunakan media sosial turut dipengaruhi oleh budaya.

"Media sosial yang berasal dari budaya konteks-rendah menimbulkan dampak lebih parah pada masyarakat budaya konteks-tinggi seperti masyarakat Indonesia yang lebih senang basa-basi," lanjutnya.

Karenanya, menurut Deddy, budaya konteks-rendah yang senang komunikasi langsung tanpa basa-basi kurang bisa diterima oleh masyarakat di Indonesia. Ia menyarankan adanya upaya serius untuk menanggulangi dampak media sosial ini.

"Diperlukan upaya serius untuk menanggulangi dampak media sosial ini, termasuk pendidikan  dalam keluarga, pelatihan literasi digital bagi masyarakat dan riset mendalam oleh pihak perguruan tinggi sebagai basis untuk pelatihan literasi digital tersebut," tutup Deddy.

 Konferensi DiMCC merupakan konferensi ilmiah nasional perdana yang diselenggarakan oleh Prodi Ilmu Komunikasi President University. Konferensi ini diikuti oleh lebih dari 40 pemakalah dari berbagai universitas di Indonesia. Sebanyak 25 mahasiswa aktif di Prodi Ilmu Komunikasi President University pun turut mempresentasikan hasil kajiannya.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline