Lihat ke Halaman Asli

Mohammad Rifal Aldifa H

Mahasiswa, Penulis, Pencerita

Melanjutkan Pendidikan di Negeri Jiran, Malaysia

Diperbarui: 5 Juni 2024   17:04

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

(Sumber: Penulis)

Kompasianer pernahkah kalian terpikirkan untuk melanjutkan pendidikan di luar negeri? Atau mungkin Kompasianer sedang mempertimbangkanya?

Tentunya ada banyak hal yang perlu dipertimbangkan sebelum memutuskan untuk melakukannya. Mulai dari biaya, tempat tinggal, budaya dan persetujuan dari pihak keluarga untuk melanjutkan pendidikan di luar negeri.

Hari ini, kita akan membahas mengenai pendidikan lanjutan ke Negeri Jiran, Malaysia.

Negara malaysia atau yang dikenal dengan sebutan Negeri Jiran ini memiliki waktu tempuh sekitar 2 jam perjalanan dari Bandar Udara Internasional Soekarno-Hatta menuju Bandar Udara Internasional Kuala Lumpur (KLIA). Hal ini membuat cukup banyak calon mahasiswa dari indonesia yang tertarik untuk menempuh pendidikan disana. Terutama bagi mereka yang ingin melanjutkan pendidikan di luar negeri tetapi tidak mau terlalu jauh dari teman dan keluarga di Tanah Air.

Selain karena jarak dan waktu tempuh yang lumayan cukup singkat, perbedaan budaya yang tidak terlalu signifikan seperti bahasa yang mudah dipahami dan ketersediaan makanan halal pun menjadi salah satu faktor pertimbangan untuk melanjutkan pendidikan di Malaysia terutama untuk masyarakat yang beragama muslim.

Bahasa melayu yang digunakan oleh masyarakat malaysia untuk berkomunikasi memiliki logat dan aksen kental yang khas. Pada awalnya mungkin kompasianer akan merasa bingung karena pengucapan yang cukup cepat dan memiliki perbedaan arti kata.

Suasana dalam kelas kuliah (Sumber: Penulis)

Contohnya, kata "kereta" memiliki arti sebagai mobil sedangkan dalam bahasa indonesia diartikan sebagai alat transportasi massal yang umumnya terdiri dari lokomotif. Namun begitu, masyarakat malaysia cepat dalam menanggapi dan paham mengenai perbedaan Bahasa Indonesia dan Melayu. Apabila kompasianer ragu, Bahasa Inggris juga dapat digunakan dan dimengerti oleh masyarakat setempat. Tentunya tergantung dengan kemampuan setiap orang yang berbeda-beda.

Mengenai biaya kuliah di Malaysia semua tergantung pada institusinya masing masing dan program studi yang dipilih oleh calon mahasiswa. Secara keseluruhan, biaya kuliah untuk mahasiswa internasional memang lebih mahal dibandingkan dengan mahasiswa lokal yang menerima subsidi dari kerajaan. Namun hal tersebut jangan membuat Kompasianer merasa berkecil hati karena peluang untuk mendapatkan beasiswa selalu terbuka.

Setiap mahasiswa baru berkemungkinan besar untuk mendapatkan kamar asrama kampus yang disebut sebagai kolej. Kamar yang disebut sebagai bilik kolej pun beragam dan dapat disesuaikan keinginan apabila tersedia. Beberapa penyesuaian tersebut termasuk kamar single atau shared, kamar mandi (tandas) dalam kamar, dan juga pendingin ruangan. Untuk penggunaan dapur beragam dari setiap institusi. Ada yang menyediakan pantry dan dapur, dan ada juga yang tidak menyediakan.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline