Lihat ke Halaman Asli

Warna Warni dan Kearifan Budaya Lokal Kabupaten Tuban

Diperbarui: 19 Desember 2022   23:39

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Kabupaten tuban merupakan kota kelahiran saya, Tuban merupakan salah satu kota yang terkenal dengan kota wali karena terdapat makam salah satu walisongo yaitu Sunan Bonang. Sehingga banyak sekali tradisi jawa yang masih tetap lestari di kota ini seperti sedekah laut, sandur, memperingati haul sunan bonang, sampur bawur, sedekah bumi, wayang dan masih banyak lagi. Pada kesempatan kali ini saya akan menjelaskan mengenai berbagai macam kearifan lokal yang masih menjadi tradisi dan menjadi ajang gotong royong masyarakat tuban untuk mempererat kesatuan dan tali silaturahmi.
1. Tradisi upacara sedekah laut, sedekah laut merupakan tradisi turun temurun yang dilaksanakan oleh masyarakat pesisir, kegiatan ini bertujuan untuk mewarisi kebudayaan turun temurun dari nenek moyang dan memohon perlindungan agar terhindar dari bahaya selama melaut.
2. Kesenian sandur, kesenian sandur yakni kesenian tradisional asli Tuban yang merupakan seni pertunjukan yang tumbuh dan berkembang di masyarakat pedesaan. Sebagai seni rakyat sandur memiliki sifat yang komunikatif. Tidak ada batasan antara pemain dan penonton. Sehingga mereka leluasa untuk berinteraksi. Tidak menggunakan pola-pola yang rumit baik dalam hal iringan (musik), gerak (tari) dan dialog.  Namun demikian, dari artistic, misalnya blabar terbuat dari janur, rontek, sesaji yang mempunyai kekuatan pada nilai-nilai ritualnya. Dan Menurut beberapa sumber tertulis Sandur berasal dari kata "Beksan-Mundur" yang artinya (menari sambil berjalan ke belakang).
3. Tradisi Haul Sunan Bonang, dimana ribuan umat muslim dari seluruh Indonesia tumpah ruah memadati kota khususnya di kompleks pemakaman Sunan Bonang. Acara haul Sunan Bonang ini yang selalu di selenggarakan setiap malam Jum'at Wage bulan Muharram atau yg sering disebut dalam bahasa jawa yakni bulan (Suro).
4. Sedekah bumi, sedekah bumi merupakan serangkaian acara yang melambangkan rasa syukur manusia terhadap Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan rezeki melalui bumi berupa segala bentuk hasil bumi. Tradisi ini dilaksanakan pada awal bulan Muharam/Suro.
Tempat pelaksanaan acara ini awalnya dilakukan di perempatan jalan, namun sekarang biasanya dilaksanakan di halaman masjid, balai desa, atau tempat terbuka seperti lapangan. Sesajen yang penting dalam tradisi ini adalah bubur suro dan Hasil bumi untuk dimakan dan dikuburkan. Bubur suro dibuat dari berbagai biji-bijian, yang hanya boleh dimasak dalam kendi kuali dari tanah. Berbagai jenis hasil bumi, mulai dari biji-bijian, umbi-umbian dan sayuran dan buah, akan dikeluarkan pada acara tersebut dan dimakan bersama-sama. Dan kepala binatang ternak yang dikurbankan, biasanya akan dikubur.
5. Tradisi sampur bawur, sedangkan sampur bawur merupakan serangkaian upacara sedekah yang dilakukan petani usai Nampek yakni (pengolahan sawah & persiapan tebar benih), kegiatan yang dilakukan untuk bermunajat kepada Tuhan Yang Maha Esa agar masyarakat terhindarkan dari bala' atau mala petaka. Kegiatan yang diisi dengan membaca ayat-ayat Alquran, zikir, dan do'a itu kemudian ditutup dengan makan bersama. Dari berbagai kearifan lokal kabupaten Tuban yang menjadi tradisi tersebut, Semua itu hanya melambangkan rasa syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa karena telah diberikan kenikmatan dalam hidup dan sesuai dengan pengamalan terhadap sila sila pancasila.
Yakni Pada Pengamalan sila ke 1, bahwa masyarakat kota Tuban mempercayai bahwa Tuhan itu ada dan yang telah memberikan semua rahmat dan kesehatan sehingga melakukan bentuk rasa syukur. Pengamalan sila ke 2, bahwa bumi ini selalu kita jaga seperti menjaga laut, tanah yang harus tetap subur, karena manusia harus memiliki adab. Pengamalan sila ke 3, masyarakat Tuban telah melestarikan tata nilai tradisional bangsa dan mengangkat kerukunan antar sesama yang menciptakan rasa persatuan satu antar yang lainnya. Demikianlah dari penjelasan saya mengenai berbagai macam kearifan lokal kabupaten Tuban yg masih menjadi tradisi dan lestari sampai saat ini.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline