Lihat ke Halaman Asli

Moh Nawafil

Penulis Segala Hal

Dosen UINSA Sukses Melaksanakan PkM di Daerah Pesisir Melalui Berbagai Program Inovatif Praktik Fikih Keluarga Menuju Kehidupan Masyarakat Bermartabat

Diperbarui: 3 Desember 2024   06:23

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kegiatan Bersama Masyarakat dan Pimpinan PP. Salafiyah Syafiiyah (Sumber: Dokumen Pribadi Penulis)

Berdasarkan pengertian dari KBBI pengabdian masyarakat adalah suatu cara yang dilakukan sebagai wujud rasa cinta kepada masyarakat baik yang ada di sekitar maupun yang jauh dari kita. Dua dosen Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya program studi pendidikan agama Islam melakukan kegiatan pengabdian masyarakat di Pesisir Lebuk. Kegiatan ini mempunyai judul "PEMBERDAYAAN MASYARAKAT PESISIR LEBUK DALAM PEMAHAMAN DAN PRAKTIK FIKIH KELUARGA MENUJU KEHIDUPAN MASYARAKAT BERMARTABAT".


Menurut keterangan yang disampaikan Abd Muqit, "Kegiatan ini dilakukan melalui beberapa tahap, mulai dari tahap persiapan yang dilaksanakan dengan koordinasi dan memperoleh data awal sampai pada tahap evaluasi. Meskipun berjalan dengan waktu yang terbilang tidak singkat, kegiatan pengabdian ini alhamdulillah dapat memberikan dampak yang signifikan terhadap pemahaman dan praktik fikih masyarakat pesisir lebuk yang mana posisinya sangat dekat sekali dengan salah satu pesantren besar dan ternama, yaitu Sukorejo. Dalam setiap pekan, Jumat malam Sabtu sejak bulan Juli 2024, masyarakat mengikut kegiatan dengan antusias, banyak masyarakat yang mengikuti kegiatan ini dari berbagai kalangan, mulai dari kalangan remaja sampai paruh baya. Dari laporan yang diberikan, masyarakat merasa senang dengan adanya program kegiatan pengabdian ini, sebab mereka dapat memahami fikih secara benar.


Sebagai seorang pendidik yang sudah menekuni ilmu agama sejak lama, Abd Muqit merasa khawatir terhadap masyarakat di Pesisir Lebuk ini. Menurutnya masih banyak masyarakat tidak memahami hak dan kewajiban suami-istri, tidak memahami etika dalam keluarga, dan termasuk perjodohan yang banyak dilakukan pada usia dini. Sehingga kegiatan pengabdian ini salah satu fokus tujuannya adalah untuk meningkatkan pemahaman fikih keluarga masyarakat Pesisir Lebuk untuk menuju kehidupan  yang bermartabat.


Selain itu permasalahan lain yang perlu diperhatikan secara serius adalah pelaksanaan fardu kifayah yang berupa tajhizul mayyit untuk muslimat, dengan program PkM ini muslimat Pesisir Lebuk bisa melaksanakan secara mandiri tajhizul mayyit yang berupa memandikan mayyit perempuan. Para akademisi selayaknya turun gunung untuk menangani persoalan yang terjadi di masyarakat. Karena persoalan bukan hanya ada di ruang kuliah, akan tetapi persoalan masyarakat juga perlu kita selesaikan bersama dan ini merupakan wujud pelaksanaan Tridarma perguruan tinggi.

Di samping itu, Ibu Nyai Djuwairiyah, Ph.D., turut juga memberikan materi mengenai pemahaman fikih keluarga sebagai bekal pokok untuk membangun kehidupan keluarga yang bermartabat. Kehadiran Ibu Nyai Djuwairiyah, Ph.D selaku ahlul bait  dari Pondok Pesantren Salafiyah Syafiiyah Sukorejo menjadi atensi semangat tersendiri bagi jamaah untuk mengikuti pengabdian tersebut. Selain karismanya di benak masyarakat, beliau memiliki bangunan keilmuan yang sangat tinggi, sehingga materi yang disampaikan oleh beliau benar-benar sesuai dengan tujuan program PkM.


Dari hasil pengabdian ini, keterangan yang diberikan bahwa program ini memberikan dampak signifikan dalam membangun kesadaran dan kemandirian masyarakat dalam mengaplikasikan fikih keluarga. Keberlanjutan program ini diharapkan dapat menjadi contoh model pemberdayaan masyarakat berbasis agama yang tidak hanya memperkaya pengetahuan keagamaan, tetapi juga mendorong terciptanya kehidupan sosial yang lebih harmonis, berkualitas, dan bermartabat di tengah masyarakat pesisir. Keberhasilan program ini diukur dari adanya peningkatan pemahaman masyarakat sebelem dan sesudah pendampingan. Pemahaman masyarakat yang sudah diberikan pendampingan lebih tinggi dibandingkan sebelum adanya kegiatan pendampingan, ini dibuktikan dari nilai rata-rata hasil pemahaman atau mean sebesar 55,63. Sedangkan untuk nilai posttest diperoleh nilai rata-rata hasil belajar sebesar 84,00. Selain itu 95% masyarakat memberikan respon positif dari diadakannya kegiatan ini.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline