Kognisi manusia, ditinjau dari sudut pandang perkembangan, adalah hasil dari rangkaian tahap-tahap perkembangan yang dimulai sejak tahun-tahun awal permulaan pertumbuhan pada tahap awal. Persepsi, memori, bahasa, dan proses berpikir kita dikendalikan oleh struktur genetik dasar yang kita warisi dan perubahan yang kita alami sebagai tanggapan terhadap permintaan lingkungan yang muncul dalam berbagai interaksi fisik dan sosial.
Kognisi berkembang dalam bentuk peningkatan mengikuti pola-pola yang teratur sejak bayi hingga masa dewasa, dan beberapa kemampuan kognitif mengalami penurunan pada masa tua. Perubahan-perubahan ini dapat terjadi sebagai akibat proses-proses pematangan atau kemunduran neurologis dan fisik individu, keluarga, lingkungan sosial dan lingkungan pendidikannya, serta sebagai akibat interaksi antara perubahan fisik individu dengan lingkungannya.
Berdasarkan salah satu sudut pandang dari dikotomi sifat dasar (nature) dan hasil proses pengasuhan (nurture), beberapa psikolog berprinsip bahwa bayi sama sekali bebas dari kecendrungan bawaan, dan murni dipengaruhi oleh pengalaman-pengalaman hidupnya. Pandangan semacam ini disebut tabula rasa atau “rasa kosong”.
Sementara itu, sebagian psikolog lain berpandangan bahwa bayi memiliki potensi-potensi fisik dan neurologis yang bersifat bawaan, dan perkembangan kognitif merupakan hasil interaksi struktur bawaan tersebut dengan dorongan dan permintaan lingkungan. Sementara, pandangan umum tentang sisi “nurture” pernah diradikalisasi oleh kaum behavioris menuju pemahaman bahwa semua perilaku merupakan hasil pembelajaran operant, hasil-hasil temuan dewasa ini menunjukkan adanya pengaruh komponen genetik yang cukup besar dalam perkembangan manusia. Lebih amannya jika disimpulkan bahwa kognisi dipengaruhi oleh factor bawaan dan faktor lingkungan. Kita dibentuk oleh skema biologis kita yang diisi oleh pengalaman-pengalaman kita.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI