Ketersediaan lahan yang semakin menyempit dan menjadi kawasan penduduk, dibutuhkannya tanaman yang tahan dengan situasi yang sedikit liar seperti karet. Karet merupakan tanaman yang menghasilkan getah karet atau lateks melalui pohon. Keberadaan getah karet tentunya sangat diperlukan dalam bahan baku untuk digunakan dalam sehari hari.
Menurut Puspitasari et al. (2017) keberadaan tanaman karet sangat penting adanya dikarenakan dapat digunakan sebagai bahan baku yang dapat menunjang aktivitas manusia. Tanaman karet juga memiliki beberapa jenis karet. Jenis jenis karet tentunya juga akan mempengaruhi kualitas dalam segi tumbuh dan penghasilan getah.
Tanaman karet sendiri dapat digunakan sebagai bahan baku utama pembuatan ban kendaraan, sol sepatu, tempat sampah dan masih banyak lagi yang menggunakan bahan dasar dari karet. Tentunya dengan hal ini, karet dapat dikatakan juga dapat menghasilkan dampak yang positif untuk menambah pemasukan atau penghasilan bumi di Indonesia.
Permintaan karet kini semakin meningkat karena adanya inovasi yang lebih baik dari sebelumnya untuk produk karet. Hal ini dapat mempengaruhi hasil alam yang diperoleh dari karet untuk diekspor ke pasar internasional. Hingga saat ini, Indonesia merupakan pengekspor karet terbesar kedua dunia setelah Thailand (Harahap dan Segoro, 2018).
Beberapa keunggulan yang dimiliki Indonesia memungkinkan- nya menjadi negara pengekspor karet terbesar dunia. Selain itu faktor cuaca dan iklim yang dimiliki Indonesia juga menjadi salah satu pendukung keberagaman sumber daya yang ada, termasuk karet.
Peluang yang dimiliki Indonesia sebagai salah satu eksportir karet terbesar di dunia tentunya memiliki beberapa faktor yang dapat mempengaruhi volume ekspor karet di pasar internasional.
Beberapa faktor yang menentukan ekspor karet Indonesia antara lain volume produksi karet, nilai tukar rupiah terhadap US$4 yang merupakan mata uang utama perdagangan internasional dan harga karet dunia. Beberapa faktor tersebut kemungkinan akan menjadi faktor yang mempengaruhi volume ekspor karet alam Indonesia (Alinda, 2013).
Pembahasan
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), dapat diketahui nilai ekspor karet remah dari Indonesia mencapai US$ 2,9 miliar. Nilai nya menurun 14,7% dibandingkan pada tahun sebelumnya yang mencapai US$ 3,4 miliar.
Nilai ekspor karet remah sempat meningkat 56,25% pada tahun 2017 mencapai US$ 5 miliar, tetapi nilainya menurun pada tahun 2018 sampai tahun 2020. Pola yang sama juga terjadi pada volume ekspornya.
Volume ekspor karet remah sempat meningkat 16% pada tahun 2017 mencapai 2,9 juta ton, tetapi volumenya turun sejak tahun 2018 hingga tahun 2020 mencapai 2,2 juta ton. Negara Amerika Serikat menjadi tujuan utama ekspor karet remah Indonesia.