Universitas Airlangga dalam mewujudkan pendidikan berkualitas di Indonesia jelas tidak perlu dipertanyakan lagi. Hal ini tidak terlepas dari bagaimana track positif yang ditempuh UNAIR dalam berbagai progresivitas dan perkembangan-perkembangan selama ini baik di bidang akademik maupun non-akademik, berskala lokal, regional maupun internasional. Dilihat dari kenyataan ini, sudah barang tentu UNAIR menyandang gelar World Class University.
PeranSebagai bagian dari komitmen tersebut, UNAIR kemudian menaruh perhatian khusus terhadap soal Pembangunan Berkelanjutan, atau program SGDs (Sustainable Development Goals) yang menjadi prospek dunia dalam satu dasawarsa terakhir.
Dalam Laporan Pembangunan Berkelanjutan yang dimuat Website UNAIR tahun 2020/2021 kita bisa melihat bagaimana di antara seluruh 17 poin SGDs mampu dilaksanakan UNAIR secara optimal. Mulai dari poin pertama, Tanpa Kemiskinan. UNAIR memberikan bantuan bagi mahasiswa kurang mampu dalam berbagai bentuk dan kategori beasiswa sebesar-besarnya. Di antaranya: Arilangga Development Scholarship (ADS) Kartu Indonesia Pintar Kuliah (KIP-K), beasiswa Afirmasi Pendidikan (ADik), dan banyak yang lain.
Melalui program beasiswa ADS misalnya, sepanjang tahun 2020 UNAIR telah menyerap sebanyak 98 mahasiswa berprestasi dari negara-negara berkembang untuk membantu mereka bisa melanjutkan studi di perguruan tinggi. UNAIR juga berkerjasama dengan Komite IV DPD RI dalam melakukan kajian Rancangan Undang-Undang berupa penjaminan UMKM. Seperti diketahui, keberadaan UMKM sendiri telah memberi kontribusi besar terhadap peningkatan PDB di Indonesia.
Poin SGDs ke dua, Tanpa Kelaparan. UNAIR senantiasa turut menjaga kecukupan dan ketersediaan pangan di daerah-daerah. Unit Pengujian dan Analisis Pakan Veteriner (UPVETAP) milik Fakultas Kedokteran Hewan UNAIR selalu berupaya memberikan akses fasilitas laboratorium khususnya bagi para produsen pangan, dan juga pendampingan penelitian.
SGDs ke tiga, tentang Kehidupan Sehat dan Sejahtera. Beberapa langkah konkret UNAIR adalah sebagai berikut: keterlibatannya dalam pengembangan vaksin Covid-19; pelopor konsorsium Vaksin Merah Putih; menekan kasus Stunting; dan penyediaan Rumah Sakit Terapung Ksatria Airlangga (RSTKA). Selama beroperasi, RSTKA berhasil melayani beberapa lokasi tidak terjamah, lokasi terdampak bencana, dan masyarakat di pulau terpencil yang sulit mendapat akses kesehatan. RSTKA yang dimiliki UNAIR merupakan rumah sakit terapung pertama yang dimiliki oleh instansi pendidikan, dan pada tahun 2019 rumah sakit terapung ini bahkan mendapat penghargaan internasional "Community Involvement Projects" dari Asian Hospital Management.
SGDs ke empat, mewujudkan Pendidikan Berkualitas. Komitmen untuk memberikan pendidikan yang berkualitas dan mencerdaskan kehidupan bangsa dilakukan UNAIR dengan membuka akses fasilitas perpustakaan, laboratorium komputer dan database jurnal bagi masyarakat umum secara luas.
Begitupun dalam poin-poin SGDs seterusnya hingga terakhir, menunjukkan bahwa UNAIR, sebagai World Class University, senantiasa turut aktif dalam menuntaskan berbagai macam masalah global-kontemporer serta memberi sumbangsih nyata terhadap kemajuan bangsa. Karena itu, tidak mengherankan jika dalam survei QS World University Rankings (WUR) tahun 2023 UNAIR bertengger di ranking 369 dunia; ranking 113 se-Asia; ke-19 di Asia Tenggara dan Top University ke-4 di Indonesia.
"Pembangunan Berkelanjutan"
MOH. IKHYA ULUMUDDIN AL HIKAM