Lihat ke Halaman Asli

Mohammad Ikhya

Peneliti dan esais muda

Menciptakan Rumah yang "Edukatif" bagi Anak

Diperbarui: 2 Agustus 2022   16:47

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber: orami.co.id

Menciptakan Rumah yang "Edukatif" bagi Anak

Orang tua adalah aktor utama yang akan membentuk dan menentukan perkembangan anak ke depan, tentang bagaimana ia bertumbuh secara sehat. Peranan orang tua dalam konteks ini begitu penting dan strategis mengingat sebagian besar waktu usia dini anak senantiasa dihabiskan bersama dengan orang tua. Orang tua, karena itu, sering disebut sebagai sekolah atau guru pertama bagi anak-anaknya.

Para ahli mengatakan, masa lima tahun pertama merupakan masa paling cepat (crucial phase) bagi proses pertumbuhan anak (Jurnal Raudhah, 2016, 4.2). Pada usia 0-2 tahun, perkembangan otak anak akan mencapai prosentase 70 hingga 80% (Jurnal Kesehatan Masyarakat Andalas, 2013, 7.2: 82). Karenanya, orang-orang sering menyebut fase ini sebagai "golden age period" atau periode keemasan bagi anak. Pada fase ini, tidak ada orang yang paling berarti dalam kehidupan seorang anak selain orang tuanya.

Melihat betapa pentingnya mengawal masa emas bagi anak tersebut, maka orang tua diharapkan mampu memanfaatkannya sebaik mungkin untuk mengasuh, merawat dan mengarahkannya. Pada fase inilah anak perlu dikenalkan kepada hal-hal dan aktivitas yang positif dan konstruktif, salah satunya adalah kebiasaan membaca.

Dalam penelitian dikatakan, bahwa aktivitas membaca yang dilakukan secara intens dapat membantu meningkatkan daya berpikir seseorang terutama pada anak di usia dini (Jurnal Pendidikan dan Pemikiran Islam, 2019, 3.01: 10-24). Karena di dalam membaca, otak kita terlatih melakukan tiga hal sekaligus, yaitu; proses input, pengelolaan hasil input, dan memahami poin-poin pentingnya di dalam kehidupan sehari-hari secara praktis.  Di dalam proses ini, indra maupun saraf otak akan saling terhubung dan bekerja. Untuk itu, tulisan pendek ini hendak memberi sedikit penjelasan tentang manfaat dan cara membiasakan membaca agar menjadi bagian dari upaya parenting education (pendidikan orang tua) dalam mengawal tumbuh kembang sang anak.

Manfaat Membiasakan Anak Membaca pada Usia Dini

Manfaat dari menghadirkan buku dengan cara membiasakan membaca buku di dekat atau bersama anak di antara lain sebagai berikut:

  • Melatih kemampuan berpikir dan daya imajinasi anak

Dalam penelitian yang diterbitkan oleh Pediatrics, anak yang telah diakrabkan dengan tradisi membaca, memiliki tingkat aktivasi lebih besar dan signifikan daripada anak yang tidak terbiasa membaca. Dengan kebiasaan membaca, saraf otak akan mengaktifkan integrasi multisensor dan menstimulasi ketajaman otak terhadap suara-suara serta objek-objek visual. Karena signifikansi inilah, membaca, sangat penting dibiasakan sejak kecil.

  • Membangun kemampuan dan keterampilan komunikasi anak

Membiasakan membaca buku bersama anak setiap hari dapat membantunya untuk lebih menguasai bahasa serta keterampilan komunikasi. Hal ini dikarenakan membaca buku, terutama pada masa-masa pertumbuhan lima tahun pertama, dapat merangsang bagian saraf otak yang memungkinkan mereka memahami arti bahasa, membangun keterampilan bahasa dan memahami fungsi bahasa sebagai komunikasi dalam aktivitas sehari-hari. Di samping itu, dalam konteks mengasuh anak, komunikasi merupakan hal yang penting sebagai sarana verbal bagi hubungan orang tua dan anak.

Dalam fakta lainnya, pada masa awal pertumbuhan anak (usia 0-5 tahun) secara umum orang tua sangat khawatir dan was-was terhadap gejala keterlambatan bicara anak, atau apa yang sering disebut dengan speech delay. Menurut analisis dr. Dian Pratamastuti, anak yang terkendala speech delay kemungkinan besar ia akan terlambat dalam hal apapun di kemudian hari.

  • Melatih konsentrasi dan kreativitas anak

Kebiasaan membaca buku tentu dapat melatih konsentrasi sekaligus kreativitas anak. Kreativitas sendiri, sangat berguna untuk mengembangkan ide, inovasi dan membantunya mengelola emosi sebagai bekal problem solving ketika ia dewasa.

  • Membangun minat baca anak
Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline