Sidoarjo--- Sejak bulan oktober lalu, Mahasiswa pengabdian masyarakat Universitas Trunojoyo, Madura, tengah melangsungkan program Pengabdian Masyrakat di Desa Buduran, Sidoarjo. Program pengabdian tersebut berjumlah 18 mahasiswa dalam satu kelompok yang berasal dari berbagai jurusan yang berbeda-beda.
Sebagaimana program kerja nyata lainnya, kelompok mahasiswa ini memiliki program-program kerja yang disusun selama melaksanakan pengabdian. Program pemeriksaan jentik-jentik adalah salah satunya. Pemeriksaan ini dilakukan satu kali dalam seminggu, yakni setiap hari minggu pagi. Hari minggu dipilih karena hari libur bagi warga sehingga memiliki waktu yang lebih panjang dan dapat sekaligus berinteraksi dengan warga secara lebih efektif. "Kegiatan ini adalah kegiatan mingguan yang wajib dilaksanaan oleh semua anggota dan bersama-sama dengan warga setempat." Ujar Dimas, salah seorang anggota kelompok.
Dalam pelaksanaannya, mahasiswa pengabdian selalu mengecek tempat-tempat yang berpotensi sebagai sarang inkubasi dan berkembangnya nyamuk atau berbagai penyakit lainnya, misalnya di bak mandi, dapur rumah, tempat jemuran pakaian, sekitar rumah, hingga ke tempat-tempat saluran air warga.
Dalam prosesnya tidak sedikit kemudian ditemukan tempat-tempat potensial yang diidentifikasi sebagai lahan subur perkembangan jentik-jentik, terutama di selokan-selokan dan beberapa bak-bak yang airnya tidak mengalir. Kepala desa Buduran, Bpk. Arifin mengatakan, kegiatan ini sangat membantu dalam menyadarkan warga akan pentingnya menjaga kesehatan dan kebersihan lingkungan, sebab keduanya saling berkaitan. Kesehatan akan terganggu jika lingkungannya tidak bersih. Terlebih masalah jentik-jentik yang umumnya sangat diremehkan banyak orang."
Sepanjang melakukan pemeriksaan, mahasiswa pengabdian juga melakukan pendataan rutin rumah-rumah warga setiap minggu agar prosesnya lebih merata dan sebagai laporan kegiatan terhadap kampus mereka selama pengabdian.
Sebagai penyakit biogenesis, jentik-jentik dapat berkembang biak lebih mudah di tempat-tempat bahkan yang akrab dengan tempat aktivitas manusia. Oleh karena itu, sanitasi lingkungan menjadi langkah kuratif yang wajib diperhatikan bersamaan dengan pencegahannya (mitigasi).
Seusai kegiatan, biasanya mahasiswa pengabdian melakukan foto-foto bersama para warga sebagai dokumentasi program kegiatan dan untuk melepas lelah. Di sisi lain, interaksi itu menjadi sesuatu yang positif sebagai pendekatan kultural dalam membangun hubungan emosional di antara mahasiswa dan warga. Semoga kebersihan lingkungan kita selalu terjaga dengan baik, begitupun dengan kesehatan jasmani kita semua.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H