Lihat ke Halaman Asli

Orang-orang Lae Haporas

Diperbarui: 24 Juli 2019   08:50

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

mereka harus turun naik bukit jika ingin melongok huma
lalu bercengkerama dengan dinding-dinding jurang untuk mencapai pemandian
delapan belas kilo baru ada kelontong ikan asin
tujuh jam lagi baru terdengar deru truk
tak ada sinetron
tak ada konser-konser
hanya ada empat puluh gubuk reot

berganti-ganti orang berkhotbah menjanjikan matahari baru
tapi tali air yang terbengkalai
puskesmas yang membelukar
adalah matahari-matahari elok yang tak pernah terbit
namun mereka masih saja setia menonton pagelaran topeng yang bersambung-sambung itu

Ah,...orang-orang lae haporas
cukuplah puas dengan menimang-menimang kebun kopi itu
bernyanyi setiap pagi bersama kawanan pipit

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline