Dalam menyambut datangnya bulan suci Ramadan setiap orang mempunyai caranya masing-masing untuk mengekspresikan rasa bahagianya. Seperti yang telah dipaparkan oleh penulis di tulisan sebelumnya yang berjudul"Amal perbuatan yang dirindukan surga" bahwa ada jaminan bagi mereka yang berbahagia atas datangnya bulan Ramadan.
Tak terkecuali penduduk di tempat tinggal penulis. Hampir di setiap malam (tepatnya setelah Maghrib) pada Hari Besar Islam tak tertentu pada Ramadan saja, penduduk desa beramai-ramai membawa berkat (red.jawa) yakni semacam bungkusan yang berisikan makanan berat nasi plus lauknya dibawa ke Masjid, Langgar-langgar, Surau atau Musala terdekat. Setelah itu masyarakat berkumpul untuk sekedar membaca doa uang biasanya dipimpin oleh tokoh setempat ataupun Guru-guru ngaji. Setelah selesai pembacaan doa, bungkusan-bungkusan tersebut dibagikan rata kepada penduduk atau ya bisa dibilang saling tukar-menukar makanan.
Tradisi ini biasanya di desa Penulis dinamakan dengan Genduren atau amin-amin (red.jawa), mungkin di desa para pembaca ada tapi beda sebutan saja.
Tradisi ini bukan hanya tentang saling bertukar makanan saja, namun dengan ini silaturahmi akan semakin erat dan yang pasti penulis yakin bahwa ini adalah salah satu bentuk rasa bahagia penduduk dengan datangnya bulan suci Ramadan
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H