Semakin mendekati bulan Ramadan semakin kencang pula unggahan yang bernuansa ramadan, baik didunia Maya ataupun dunia nyata. Umumnya sosial media menjadi tempat untuk mengunggah postingan dengan bertuliskan"Marhaban Ya Ramadhan", hal ini penulis juga merasakan dimana teman-teman penulis mulai banyak mengunggah postingan ini (Marhaban Ya Ramadan) di kolom status pada aplikasi menukar pesan.
Lain dunia Maya lain pula dunia nyata. Di dunia nyata juga banyak tulisan "Marhaban Ya Ramadan" bertebaran. Umumnya tulisan ini terpampang di baliho-baliho yang diletakkan di pinggiran jalan kota hingga desa. Selain tulisan, yang tak luput dari perhatian adalah foto setengah badan dengan pakaian Koko biasanya berwarna putih dan memakai songkok hitam untuk laki-laki dan kerudung untuk perempuan yang juga terpampang jelas di baliho-baliho.
Ya benar, foto tersebut adalah foto para politikus dari berbagai partai di Indonesia. Hal ini memang mudah dijumpai di Indonesia khususnya, yang akan menyambut bulan suci Ramadan. Momunten ini dimanfaatkan oleh para politikus untuk memperkenalkan diri mereka kepada khalayak masyarakat, memberitahukan kepada masyarakat bahwa mereka (para politikus) juga senang menyambut bulan Ramadan.
Menurut penulis tidak ada yang menjadi masalah dalam hal pemasangan baliho-baliho di pinggiran jalan ini, selagi tidak ada yang dirugikan dan mengganggu aktivitas masyarakat sekitar tidak menjadi masalah. Namun yang disayangkan adalah ketika baliho-baliho terletak di tempat yang bukan semestinya dan justru membuat pemandangan yang tidak elok untuk dilihat.
Ini adalah salah satu cara berkampanye para politikus partai untuk memperkenalkan diri mereka, lebih-lebih bagi mereka yang akan mencalonkan diri sebagai Wakil Rakyat yang insyaallah akan mewakili kepentingan rakyat. Tapi kalau...
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H