Lihat ke Halaman Asli

Mohammad Faqih Ramdhani

Mahasiswa PAI UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Indung dan Kerinduan

Diperbarui: 8 Mei 2024   00:45

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Mah..
Apa kabar disana? Semoga selalu dalam Rahmat Nya.

Mah..
Ternyata lelah ya.
Awalnya kukira semua mudah, ternyata begitu susah.
Awalnya kukira ringan, ternyata begitu runyam.
Dan kini ku sadar, semua hal mudah karena tangan mu selalu bertadah

Mah..
Semua tabir bertelanjang setelah kau berpulang.
Mana yang benar tulus dan mana yang hanya bulus.
Dan harus disikapi dengan lurus atau harus dengan memusuh?

Mah...
Kini ku mengerti kenapa kau jarang makan.
Bukan tak ada makanan, melainkan banyak hal yang dipikirkan.
Dan hebatnya kau selalu mampu untuk menyelesaikan.

Mah..
Ku tau, kau tak akan tinggal diam.
Pada kejadian yang tak bisa dibungkam.
Sebab rendah dipandangan mereka.
Bagai anak kecil yang baru lahir ke dunia.
Sehingga mereka lupa, kalau kami dididik oleh siapa.

Mah...
Rindu kepadamu akan selalu ku tahan.
Sampai rindu itu bersemi di hari kemudian.
Menuangkan segala hal yang dirindukan.
Kepadamu wahai puan terhebat dalam kehidupan.

Mah..
Untuk segala lelahmu, semoga menjadi lentera di sisiNya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline