Sama-sama diketahui bahwa bahasa Arab adalah bahasanya orang islam. Al Qur'an tertulis menggunakan bahasa Arab.
Bahasa Arab juga menjadi bahasa berbagai macam referensi keilmuan islam seperti tafsir, hadits, fiqih, aqidah, akhlak, dan lain sebagainya. Jika kita ingin memahami perintah dan larangan serta rambu-rambu agama sudah sewajarnya kita mempelajari bahasa Arab.
Bahasa Arab memiliki berbagai macam kaidah. Mulai kaidah kepenulisan hingga kaidah ketatabahasaan. Segala yang tertulis dalam bahasa Arab entah itu berlebih atau kurang akan berpengaruh pada makna. Begitupun dengan bunyi akhir suatu kata, akan berpengaruh pada pemahaman serta posisi kata tersebut dalam kalimat.
Dengan sekian banyak kaidah yang ada, mempelajari bahasa Arab butuh proses. Dan di setiap proses tersebut memerlukan inovasi dan metode pembelajaran yang tepat.
Para pembelajar bahasa Arab juga harus dibuat semangat untuk belajar dan memahami berbagai kaidah yang ada. Pembelajaran bahasa Arab juga menjadi mata pelajaran wajib di sekolah yang berembel-embel madrasah.
Namun bagaimana jika para siswa yang bersekolah di madrasah begitu menyukai bahasa Arab. Tentu ini akan menjadi problem tersendiri dalam pembelajaran bahasa Arab. Hal itu penulis temui saat penulis melaksanakan PKL di salah satu sekolah menengah di kota Malang.
Beberapa dari mereka memang memiliki minat yang rendah untuk belajar bahasa Arab. Bahkan ada yang mengatakan "ustadz, ini (bahasa Arab) adalah kelemahan saya". Mendengar hal itu penulis merasa kasihan kepada mereka.
Penulis kasihan kepada mereka karena keinginan mereka untuk belajar bahasanya orang islam sangat rendah. Penulis juga merasa kasihan karena mereka harus dituntut untuk menguasai setiap materi pelajaran bahasa Arab.
Sebagian dari mereka mengatakan bahwa untuk sekolah saja sudah tuwuk. Seakan tuntutan sekolah bukan murni keinginan mereka. Jika sudah seperti ini apakah mereka tetap dituntut untuk menguasai pelajaran yang disampaikan? terlebih dalam bahasa Arab sendiri memiliki kaidah yang sedemikian rupa. Terlepas dari itu semua mereka harus menguasai semua pelajaran yang telah disampaikan.
Untuk itu pembelajaran bahasa Arab harus dikemas seringan mungkin. Proses pembelajaran harus tetap berjalan, indikatorpun tetap harus dicapai. Karena para siswa merasa tuwuk, mereka harus dibuat nyaman saat KBM. Jika pembelajaran ringan, mereka akan tetap mengikuti KBM sekalipun mereka merasa tuwuk.
Strategi, metode dan inovasi serta permainan harus disesuaikan dengan kondisi mereka. Minimal indicator dalam RPP bisa tercapai, sedangkan pemahaman kaidah bahasa Arab yang lebih mendalam, harus mereka cari diluar.