Leg pertama semifinal Suzuki AFF Cup baru saja berakhir. Indonesia harus mengakui ketangguhan Thailand dan menyerah dengan skor telak 4-0 dalam pertandingan di National Stadium Singapura Rabu (29/12) ini.
Harus diakui permainan asuhan Shin Tae-yong tidak bisa berkembang. Sangat terlihat di babak pertama pertandingan berjalan tidak seimbang dengan Thailand praktis mengontrol jalannya pertandingan.
Statistik babak pertama, penguasa bola juga terpaut cukup jauh. Indonesia hanya mampu melesakkan dua tembakan ke gawang Thailand namun tidak ada yang tepat sasaran. Indonesia benar-benar didikte sehingga tidak diberi kesempatan mengembangkan permainan. Thailand menerapkan pola permainan cepat dengan umpan-umpan pendek dari bawah.
Para pemain tampak gugup dengan serangan seporadis Thailand yang cepat di awal pertandingan. Apalagi dengan gol cepat dari Chanathip Songkrasin saat pertandingan belum genap berjalan dua menit. Semenjak itu praktis Indonesia dikurung dan pertandingan seperti berjalan setengah lapangan.
Passing juga menjadi problem. Kita melihat pemain Indonesia terlalu sering salah passing dan umpan. Ini merupakan kesalahan yang elementer atau mendasar. Juga umpan banyak yang nanggung.
Salah satu hal yang membuat tim Indonesia tertekan sepanjang pertandingan adalah terlalu cepat kehilangan bola. Umpan satu dua dari kaki ke kaki yang biasanya diperagaka tidak banyak terlihat. Saat Thailand lama menguasai bola, pemain Indonesia malah sering kehilangan bola baik itu karena direbut lawan maupun salah umpan.
Ketika bola ada di area pertahanan Indonesia, para pemain Thailand langsung melakukan pressing sehingga pemain Indonesia menjadi tertekan dan akhirnya langsung melakukan umpan lambung. Tidak terlihat adanya kerjasama umpan-umpan pendek dari lini belakang yang biasanya diperagakan oleh Asnawi dkk.
Gol-gol yang bersarang ke gawang Nadeo menunjukkan lemahnya pemain Indonesia dalam mengantisipasi umpan tarik lawan. Terlihat jelas dua dari empat gol Thailand terjadi dalam situasi tersebut. Saat pemain lawan menyisir dari sayap dan melesakkan umpan tidak ada pemain yang mengantisipasi lawan yang sudah siap menerima bola atau melakukan blok.
Absennya Pratama Arhan terlihat sekali dampaknya. Area kiri pertahanan benar-benar dibombardir dan berhasil dimanfaatkan.
Edo febriansyah yang menggantikan posisi Arhan tidak kuasa membendung eksplosivitas winger kanan Thailand; Phillip Poller. Ia tampil superior mengacak-acak pertahanan Indonesia dan sukses memberikan dua assist.