Lihat ke Halaman Asli

Qomarul Huda

Bapak satu anak

Fokus dan Benahi Kelemahan!

Diperbarui: 29 Desember 2021   14:07

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pelatih timnas Indonesia, Shin Tae-yong memberikan arahan kepada para pemain (foto: ig pssi)

Perjalanan tim nasional Indonesia dalam perhelatan Suzuki AFF Cup 2020 telah memasuki fase akhir. Tim asuhan Shin Tae-yong ini melaju ke babak final dan menantang tim kuat Thailand. Ini merupakan final keenam bagi tim Garuda dan menjadi pertemuan keempat di final melawan Thailand.

Kedua tim melaju mulus dengan tidak terkalahkan sampai partai puncak. Thailand meraih lima kemenangan dan satu imbang, sementara Indonesia mendulang dua kali hasil imbang dan empat kemenangan.

Khusus bagi tim nasional Indonesia yang mayoritas dihuni para pemain muda, ada beberapa catatan yang perlu dibenahi untuk menatap pertandingan final. Terlepas dari fakta bahwa Indonesia menjadi tim paling produktif.

Dari laga melawan Singapura di semifinal mungkin kita bisa melihat beberapa catatan yang perlu dibenahi Shin Tae-yong dan asistennya. Yang pertama ketajaman ujung tombak. Shin Tae-yong membawa empat striker ke Singapura untuk melengkapi skuad. Mereka adalah Ezra Walian, Kushedya Hari Yudo, Dedik Setiawan, dan Hanis Saghara.

Keempat ujung tombak tersebut sudah diberi kesempatan bermain. Masalahnya, hanya Ezra Walian yang bisa mencetak gol (2). Walaupun Indonesia menjadi tim paling produktif (18 gol), hanya dua gol yang dihasilkan dari para penyerang, itupun cuma Ezra Walian yang bisa melakukannya. 

Ini tentu menjadi PR bagi staff pelatih. Menarik untuk disimak siapa yang akan diturunkan dalam leg pertama nanti, mengingat selama ini Shin Tae-yong lebih sering menurunkan satu striker sebagai ujung tombak. Untungnya mandulnya para striker tersebut tertutupi dengan gemilangnya para gelandang seperti Witan Sulaeman, Egy Maulana Vikri, dan top skor timnas saat ini Irfan Jaya.

Problem kedua adalah kurang bisa memaksimalkan peluang lewat bola mati. Kalau kita amati pertandingan leg kedua melawan Singapura kemarin, timnas mendapat banyak peluang bola mati baik lewat sepak pojok maupun tendangan bebas. Namun belum bisa dimanfaatkan dengan baik. 

Bandingkan dengan Singapura yang mendapat dua tendangan bebas yang dieksekusi Syahdan Sulaiman. Satu menghasilkan gol, satunya lagi ditepis oleh kiper Nadeo Argawinata. Saat itu kita tidak mempunyai seorang spesialis bola mati sehingga peluang lewat bola mati melayang begitu saja. 

Apalagi postur pemain depan kita juga tidak terlalu tinggi. Alfeandra Dewangga yang beberapa kali dipercaya menjadi eksekutor tendangan bebas belum bisa memberikan ancaman berarti, bahkan satu tendangan bebasnya melenceng jauh di atas mistar gawang. 

Evan Dimas dan Elkan Baggot yang sering dibangkucadangkan mungkin layak untuk diberi kesempatan tampil lebih awal untuk mendapatkan peluang ini. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline