Hari itu saya ada janji untuk jalan-jalan dengan kawan saya. Sebelum kawan saya itu nikah, dulu saya memang sering diajak jalan-jalan, entah untuk menemani melamar pekerjaan ke suatu instansi atau pun menyambangi tunangan yang masih kuliah. Saya yang waktu itu memang belum punya aktivitas berarti ya ikut saja dari pada bosan di rumah.
Hari ini, kawan saya sudah nikah, punya anak, punya pekerjaan tetap, dan saya pun sudah punya aktivitas lain yang cukup berarti, meskipun belum ketemu jodohnya. Hahaha. Karena sudah sibuk dengan aktivitas masing-masing, saya dan kawan saya sudah tidak pernah jalan-jalan lagi.
Mungkin bosan dengan aktivitas pekerjaan sehari-harinya, atau memang sedang libur dari pekerjaannya, pagi itu kawan saya datang ke 'kantor.' Sebelumnya memang sudah berkabar akan datang ke 'kantor' saya untuk ngobrol dan ingin mengajak jalan-jalan.
Saya bilang, "Kamu kan sudah punya istri, kenapa nggak jalan-jalan dengan istrinya saja?"
"Istri saya masih sibuk ngurus kacong kecil (anaknya)," kata kawan saya itu.
"Nanti istrimu cemburu lho," elak saya.
"Sudahlah bisnismu bisa ditinggal kan? Ada partner kamu yang menjaga kan?" berondong kawan saya itu.
Ya sudah, akhirnya hari itu saya dan kawan jalan-jalan, tujuannya tak jelas ke mana? Pokoknya keliling saja. Kebetulan hari bertepatan hari kamis kalau tidak salah. Untuk menghormati kawan saya yang sedang puasa sunnah senin---kamis, saya ikut saja puasa. Selama perjalanan naik sepeda motor panas-panasan, saya dan kawan tidak membeli makanan dan minuman.
Singkat cerita, hari sudah menjelang sore, sudah masuk waktu asyar.
"Sholat asyar dimana kita?" tanya saya.
"Nanti di depan ada masjid," kata kawan saya.