Lihat ke Halaman Asli

Opini: Biomassa juga Menyebabkan Polusi Udara

Diperbarui: 22 Juli 2024   14:05

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

sumber gambar: dokumentasi pribadi

Biomassa sebagai bahan bakar untuk Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) semakin populer di Indonesia sebagai alternatif energi terbarukan. Namun, penggunaan biomassa dalam PLTU bukan tanpa kontroversi. Beberapa ahli lingkungan mengungkapkan kekhawatiran bahwa biomassa juga dapat menyebabkan polusi udara yang signifikan.

Dalam beberapa tahun terakhir, biomassa telah dianggap sebagai solusi untuk mengurangi ketergantungan pada bahan bakar fosil seperti batu bara dan minyak. Biomassa, yang terdiri dari bahan organik seperti kayu, sisa tanaman, dan limbah pertanian, dipandang lebih ramah lingkungan karena dapat diperbarui dan dianggap netral karbon. Namun, pembakaran biomassa di PLTU menghasilkan partikel-partikel polutan yang bisa merusak kualitas udara.

Biomassa yang digunakan dalam co-firing di PLTU menghasilkan emisi gas rumah kaca yang signifikan. Meskipun biomassa dianggap sebagai sumber energi terbarukan, proses pembakarannya menghasilkan polutan seperti partikel PM10, NO2, dan CO2 yang berkontribusi pada pencemaran udara. Studi menunjukkan bahwa pencampuran biomassa dengan batubara dapat meningkatkan emisi gas rumah kaca hingga 26,48 juta ton setara karbon per tahun

Hasil pantauan langsung penulis terhadap salah satu PLTU di provinsi banten menunjukkan truk truk yang membawa biomassa berupa serbuk hasil pengolahan kayu yang akan dikirimkan menuju PLTU Batu Bara. Truk tersebut berasal dari wilayah sekitar PLTU yang bekerja sama memasok kebutuhan biomassa. Kemudian jika dilihat dari asap hasil pembakaran yang keluar dari PLTU yang berwarna coklat menunjukkan bahwa efek dari proses pembakaran biomassa di PLTU yang menghasilkan polusi udara. Polusi ini biasanya berjenis PM 10 yang tidak terbakar sempurna didalam boiler.

Jejak karbon dari Biomassa dan Batubara

Jejak Karbon Biomassa dan Batubara pada PLTU

Jejak karbon mengukur total emisi gas rumah kaca (GRK) yang dihasilkan dari suatu kegiatan atau proses. Dalam konteks Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU), baik biomassa maupun batubara memiliki kontribusi jejak karbon yang signifikan. Berikut adalah perbandingan jejak karbon antara biomassa dan batubara sebagai bahan bakar PLTU:

Jejak Karbon Batubara

Proses Ekstraksi dan Transportasi:

Pertambangan batubara menghasilkan emisi GRK yang besar, termasuk metana (CH4) dari lapisan batubara.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline