Kepadatan lalu lintas yang parah di Jakarta telah mendorong pemerintah untuk merencanakan pembangunan Light Rail Transit (LRT) Jabodebek. LRT Jabodebek bertujuan untuk mengurangi jumlah kendaraan yang masuk ke Jakarta dari kota-kota satelit di sekitarnya. LRT ini merupakan salah satu pilihan transportasi yang akan membantu mengatasi masalah kemacetan tersebut. Sehingga kereta penumpang di atas rel ringan, dipilih sebagai solusi untuk masalah ini. (LRT Jabodebek, 2018).
Light Rail Transit Jabodebek atau disingkat LRT Jabodebek adalah sebuah sistem Mass Transit dengan kereta api ringan (LRT) yang direncanakan akan dibangun di Jakarta, Indonesia dan menghubungkan Jakarta dengan kota-kota di sekitarnya seperti Bekasi dan Bogor. Jabodebek adalah singkatan yang berasal dari kota-kota di Kawasan Metropolitan Jakarta yang saling terhubung oleh sistem LRT Jabodebek ini, khususnya Jakarta, Bogor, Depok, dan Bekasi (Jabodebek). Pengembangan LRT Jabodebek ini didasarkan pada Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 98 Tahun 2015, yang bertujuan untuk mempercepat pengembangan LRT di Jakarta, Bogor, Depok, dan Bekasi (Jabodebek). Pembangunan infrastruktur LRT dengan jaringan LRT Jabodebek terdiri dari enam jalur dengan total panjang 38,5 kilometer (Perpres No. 98 Tahun 2015).
LRT Jabodebek, atau Light Rail Transit Jabodebek, adalah sebuah sistem Mass Transit yang akan menggunakan kereta api ringan (LRT) di Jakarta, Indonesia. Rencananya, sistem ini akan menghubungkan Jakarta dengan kota-kota sekitarnya, termasuk Bekasi dan Bogor (Perpres No. 98/2015).
Sistem transportasi berbasis rel lainnya yang akan beroperasi di dalam Kawasan Metropolitan Jakarta (JMA) adalah LRT Jabodebek. Jabodebek adalah singkatan yang berasal dari kota-kota di JMA yang saling terhubung oleh sistem LRT ini, khususnya Jakarta, Bogor, Depok, dan Bekasi. Pengembangan LRT ini didasarkan pada Peraturan Presiden Republik Indonesia nomor 98 tahun 2015, yang bertujuan untuk mempercepat pengembangan LRT di Jakarta, Bogor, Depok, dan Bekasi. Pembangunan infrastruktur LRT saat ini sedang berlangsung, dengan rencana untuk dioperasikan pada akhir tahun 2019. Jaringan LRT Jabodebek akan terdiri dari enam jalur dengan total panjang 38,5 kilometer, seperti yang dijelaskan di bawah ini:
- Jalur Cawang -- Cibubur
- Jalur Cawang -- Kuningan -- Dukuh Atas
- Jalur Cawang -- Bekasi Timur
- Jalur Dukuh Atas -- Palmerah Senayan
- Jalur Cibubur -- Bogor
- Jalur Palmerah -- Grogol
Konsep pemerintah dalam mewujudkan transportasi umum adalah menyediakan moda transportasi yang aman, nyaman, dan ekonomis, dengan tujuan mendorong pengendara kendaraan pribadi beralih ke transportasi publik. Salah satu langkah dalam pelaksanaan konsep ini adalah proyek LRT Jabodebek tahap I, yang terdiri dari 3 lintas layanan: Jalur Lintas Layanan 1 dari Cawang ke Cibubur, Jalur Lintas Layanan 2 dari Cawang ke Kuningan dan Dukuh Atas, serta Jalur Lintas Layanan 3 dari Cawang ke Bekasi Timur. Ke depannya dalam jangka panjang direncanakan akan dikembangkan juga jalur lintas layanan dari Dukuh Atas ke Palmerah Senayan, jalur lintas layanan dari Cibubur ke Bogor, dan jalur lintas layanan dari Palmerah ke Grogol (LRT Jabodebek, 2018).
Jumlah penumpang dari LRT Jabodebek saat hari pertama beroperasi tembus 6.475 penumpang. Seiring berjalannya waktu dengan semakin antusiasnya masyarakat, jumlah penumpang LRT Jabodebek mengalami peningkatan yang signifikan pada tanggal 1 September 2023 sebesar 30.739 penumpang lebih tinggi dari jumlah penumpang pada saat hari pertama beroperasi (Rayahu & Sukmana, 2023).
Jumlah penumpang LRT Jabodebek secara bertahap mulai meningkat karena dengan adanya angkutan umum pengumpan, dan berbagai fasilitas umum yang mampu melengkapi kebutuhan pelanggan di stasiun seperti minimarket, konektivitas dengan Mass Rapid Transit dan Kereta Rel Listrik, berbagai tempat makan, dan fasilitas penunjang lainnya seperti lift, jalur disabilitas dan jalur pesepeda (Rayahu & Sukmana, 2023).
Pada genap sepekan beroperasi, jumlah penumpang LRT Jakarta meningkat signifikan sebesar 54.117 penumpang dibandingkan pada awal September 2023, ini menunjukkan LRT Jakarta mampu untuk meraih simpatisan masyarakat menggunakan moda transportasi tersebut. Jumlah penumpang pun terus meningkat di akhir September, dengan jumlah penumpang sebesar 87.852 penumpang, terlihat terus meningkat tinggi (Rayahu & Sukmana, 2023). Jadi bila dijumlahkan dari data yang diperoleh maka pada sepekan pertama beroperasi, jumlah penumpang LRT Jabodebek mencapai 222.800 orang (Annur, 2023).
Peresmian LRT Jabodebek pada Agustus 2023 diklaim turut berkontribusi juga terhadap tren peningkatan volume pengguna KRL Commuter Line Jabodetabek pada September 2023. Tren kenaikan penumpang LRT Jabodebek turut menaikkan juga penumpang di stasiun-stasiun KRL Jabodetabek yang terintegrasi dengan stasiun LRT Jabodebek. Salah satunya Stasiun Sudirman yang terintegrasi dengan Stasiun LRT Dukuh Atas. Selain itu Stasiun Cawang yang terintegrasi dengan Stasiun LRT Cikoko juga mengalami tren kenaikan. Dengan kolaborasi bersama, integrasi antar moda ini dapat memberi kemudahan bagi masyarakat dalam menggunakan transportasi publik. Dengan begitu, ke depannya semakin banyak masyarakat yang beralih ke transportasi publik dalam melakukan mobilisasi (Praditya, 2023).
Dari awal beroperasinya LRT Jabodebek pada 28 Agustus 2023 hingga awal Oktober 2023, LRT Jabodebek telah melayani total 1.861.088 penumpang. Minat masyarakat untuk menggunakan LRT Jabodebek cukup tinggi dilihat dari jumlah penumpang hingga awal Oktober 2023. Hal ini turut diimbangi dengan komitmen layanan dengan perketatan pasukan keamanan di seluruh stasiun LRT Jabodebek terbukti berhasil diamankannya ratusan barang penumpang yang tertinggal di armada maupun di area stasiun hingga dapat dikembalikan ke pemiliknya. Jadi, meskipun minat masyarakat menggunakan LRT Jabodebek terus meningkat, namun Manajemen dapat mengimbangi pengamanan di seluruh armada dan di area stasiun juga (Mahardika, 2023).
Dengan semakin masifnya masyarakat menggunakan LRT Jabodebek, maka KAI selalu Manajemen armada melakukan penambahan jumlah perjalanan harian menjadi 200 perjalanan setiap harinya mulai 1 Desember 2023. Hal ini dikarenakan sebelumnya hanya 160 perjalanan setiap harinya dan kini sudah dirasakan kurang untuk mengakomodir penumpang setiap harinya karena jarak waktu kedatangan menjadi agak lama. Hal ini diperkuat dengan pemberian skema tarif promo baru dimulai pada 1 Desember 2023 juga (Joharsoyo & Hidayat, 2023).