Lihat ke Halaman Asli

Mohamad Ramadhan Argakoesoemah

Mahasiswa Program Studi Magister Manajemen STIE Indonesia Banking School

Job Specialization Sebagai Strategi Penting untuk Job Design Continuum dalam Rangka Upaya Pencapaian Pemberdayaan Karyawan

Diperbarui: 27 Mei 2024   23:25

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Worklife. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Pembagian kerja dilakukan menjadi tugas-tugas unik agar pemberdayaan mudah dicapai. Teori ini pertama kali disarankan oleh Adam Smith pada tahun 1776 yang meliputi pengembangan ketangkasan, lebih sedikit waktu terbuang dalam bekerja, dan pengembangan alat khusus. 

Kemudian Charles Babbage pada tahun 1832 menambahkan pertimbangan lain yaitu upah harus persis sesuai dengan keterampilan yang dibutuhkan. Job Specialization dalam job design continuum dapat bermanfaat untuk peningkatan kualitas kerja, peningkatan kepuasan kerja, peningkatan motivasi kerja, memungkinkan karyawan untuk menerima lebih banyak tanggung jawab, peningkatan produktivitas dan kualitas, dan mengurangi turnover dan absensi. 

Job Specialization pada pengembangan job design continuum berfokus pada bagaimana tugas dilakukan. Digunakan untuk menganalisis pergerakan individu atau material dengan bagan alir dan bagan proses. Aktivitas-aktivitas manusia, mesin dan karyawan dapat dianalisis dengan bagan aktivitas. Pergerakan karyawan pun dapat dianalisis dengan flow diagram atau bagan operasional.

Dimulai pada awal abad ke-20, job Specialization penting bagi job design continuum organisasi manufaktur dan jasa. Job Specialization diperlukan untuk menentukan persyaratan kepegawaian. 

Job Specialization penting untuk sistem insentif pegawai juga. Perencanaan pegawai yang efektif tergantung pada pengetahuan tentang kepegawaian yang dibutuhkan. Job design continuum adalah jumlah waktu yang dibutuhkan untuk melakukan pekerjaan atau bagian dari pekerjaan. 

Job design continuum yang akurat membantu menentukan persyaratan kepegawaian, biaya, dan pekerjaan yang adil bagi pegawai. Job Specialization dapat diatur dalam empat cara yaitu historis pengalaman, lama waktu pendidikan, standar waktu yang telah ditentukan, dan pengambilan sampel hasil pekerjaan. 

Keadilan, kesetaraan, dan etika adalah kendala penting dari job design continuum. Isu-isu penting mungkin berhubungan dengan kesempatan yang sama, upah yang sama untuk pekerjaan yang sama, dan kondisi kerja yang aman. Job Specialization dalam job design continuum bermanfaat untuk bekerja dengan lembaga pemerintah, serikat pegawai, perusahaan asuransi, dan individu pegawai.

Selain itu, dengan transformasi SDM maka akan meningkatkan awareness atas target kinerja (kinerja perusahaan, kinerja tim, dan kinerja individu karyawan). Muaranya yaitu akan tercapainya target kinerja. 

Meningkat juga kebiasaan karyawan untuk menambah kompetensi dengan saling berbagi pengetahuan, tenaga, dan informasi sebagai upaya meningkatkan kualitas layanan, proses bisnis, dan produk perusahaan. Perusahaan dapat meningkatkan revenue/surplus secara sustainable. Membangun sebuah komitmen bersama menjadi penting agar dapat mencapai tujuan perusahaan.

Perlu diketahui bahwa Manajemen Sumber Daya Manusia terdiri dari 3 bagian penting, yaitu Corporate Culture sebagai pondasi, melalui Human Resources Management Process dan Human Resources Development sebagai sasaran strategis yang hendak dicapai. Desain struktur remunerasi dilakukan dengan mempertimbangkan kemampuan dan kebutuhan perusahaan jangka panjang. 

Perusahaan melakukan penyesuaian desain struktur gaji pokok karyawan, disertai juga dengan mengadakan job evaluation dalam rangka penyusunan grading jabatan. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline