Lihat ke Halaman Asli

Mohamad Ramadhan Argakoesoemah

Mahasiswa Program Studi Magister Manajemen STIE Indonesia Banking School

Agent Theory Dalam Konteks Prinsip Tata Kelola Pada Kasus Krisis Keuangan di Amerika Serikat

Diperbarui: 18 Agustus 2023   18:18

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ekonomi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Caruizp

Dalam konteks krisis keuangan di AS yang disebabkan oleh perilaku para bankir yang melakukan investasi berisiko, bankir berperan sebagai agent yang bertindak atas nama pemilik dana. Pemilik dana contohnya seperti nasabah atau pemegang saham dan mereka sebagai principal. Principal memberikan dana kepada agent dengan harapan bahwa agent akan bertindak sesuai kepentingan principal yaitu menghasilkan keuntungan yang aman dan mengelola risiko dengan baik. Namun, dalam kasus di AS ini, agent mengambil tindakan yang bertentangan dengan kepentingan principal. Perilaku para bankir yang melakukan investasi berisiko secara berlebihan dapat dilihat sebagai agent yang mengambil risiko tidak diinginkan oleh principal.

Tidak adanya pengawasan yang memadai atau keinginan untuk mencapai kinerja yang tinggi dalam jangka pendek tanpa mempertimbangkan risiko jangka panjang adalah beberapa faktor yang dapat mempengaruhi tindakan para bankir tersebut. Para bankir mendapatkan insentif berbasis kinerja yang mendorong mereka untuk mencapai keuntungan yang tinggi dengan proses asimetris, tanpa mengukur risiko yang terkait dengan risiko investasi. Dalam kasus ini, pada akhirnya para bankir sebagai agent juga menggunakan instrumen keuangan yang kompleks dan sulit dipahami oleh principal. Orientasi Agent melenceng pada memperkaya diri sehingga menimbulkan risiko sistemis dan kerugian bagi principal yang merupakan pemegang saham atau nasabah.

Agent theory atau teori agen merupakan bagian dari tata kelola sebagai kerangka teori yang digunakan untuk menganalisis hubungan antara agent (manajemen/pihak yang bertindak atas nama principal seperti perusahaan dan lembaga) yang bekerja untuk principal (shareholders/pemegang saham dan pihak lainnya yang memberikan wewenang). Agent theory dapat membantu kita memahami faktor-faktor yang mempengaruhi pilihan tindakan para bankir dan sistem keuangan negara. Solusi untuk mengatasi masalah ini dapat melibatkan peningkatan pengawasan, pemberian gaji tetap yang lebih baik sesuai posisi bankir, lebih mempertimbangkan risiko jangka panjang, serta peraturan yang lebih ketat untuk mengendalikan perilaku agent dan melindungi kepentingan pemilik modal atau nasabah sebagai principal.

Sebaiknya agent lebih mementingkan kepentingan principal didasarkan pada etika yang bermoral, bukan hanya didasarkan pada situasi dan kesempatan saja. Agent harus bekerja efektif atau tepat sasaran, dan efisien atau tetap berjalan meskipun di tengah keterbatasan. Principal juga harus berhati-hati dalam berinvestasi dengan tidak melakukan investasi yang tidak sesuai regulasi dan berisiko tinggi. Principal sebaiknya berinvestasi pada instrumen jangka Panjang dan melihat berita-berita sebagai informasi untuk mengidentifikasi risiko. Principal dapat ikut mengevaluasi performance dan business process secara periodik dari sisi tantiem, manajemen risiko dan audit dengan dewan direksi dibantu pimpinan divisi/konsultan.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline