Lihat ke Halaman Asli

Inovasi Budidaya Tanaman Singkong Melalui Penggunaan Pupuk Organik

Diperbarui: 31 Januari 2024   19:21

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilmu Alam dan Teknologi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Anthony

Budidaya tanaman singkong adalah usaha untuk meningkatkan produktivitas singkong yang merupakan bahan pangan yang dapat mensubstitusi beras dan jagung sebagai makanan pokok masyarakat Indonesia, selain sebagai bahan baku industri tepung dan mocaf (modified cassava flour). Mohamad Ikbal Bahua sebagai akademisi dari Fakultas Pertanian Universitas Negeri Gorontalo, berhasil melakukan penelitian dalam bentuk demplot Budidaya Tanaman Singkong pada lahan seluas 2 Hektar di Desa Tolotio Kecamatan Tibawa Kabupaten Gorontalo. Pada pelaksanaan penelitian tersebut digunakan 3 (tiga) varietas tanaman singkong, yaitu: Garuda, Cimanggu, dan Casesa. Sedangkan pupuk organik yang digunakan, yaitu: Pembenah Tanah Antasena, Dekomposer Kresna, dan POG Bio-Unggul. Untuk 2 Hektar lahan penelitian digunakan 16 -- 20 ribu Stek Singkong. Adapun Stek singkong didatangkan langsung dari Provinsi Lampung melalui kerjasama dengan PT Seruniandal Citramandiri dan Masyarakat Singkong Indonesia. Hasil Demplot Budidaya Tanaman Singkong ini di panen oleh Wakil Ketua DPR-RI Bapak Rachmat Gobel pada Tanggal 6 Desember 2023.

Produksi Singkong pada Demplot penelitian tersebut, menurut Mohamad Ikbal Bahua, yaitu: untuk singkong varietas Garuda mencapai 32 kg/batang, sedangkan untuk singkong varietas Cimanggu dan Casesa sekitar 20-25 kg/batang. Melalui hasil penelitian ini Mohamad Ikbal Bahua mengharapkan kepada petani, agar dapat melalukan diversifikasi lahan pertanian dengan membudidayakan Singkong sebagai salah satu bahan pangan yang dapat mensubstitusi beras dan jagung. Lahan Gorontalo sangat cocok untuk bertanam singkong, satu hektar lahan di Gorontalo bisa menghasilkan 150-200 ton singkong. Jika rata-rata produksi singkong di Gorontalo mencapai 30 kg/batang, maka untuk satu hektar lahan di Gorontalo dapat menghasilkan singkong mencapai 300 ton/hektar dengan biaya produksi mencapai 6,4 Juta Rupiah. Sehingga dengan budidaya singkong yang berkelanjutan berdampak dalam meningkatkan pendapatan petani di Gorontalo. Peran Penyuluh Pertanian sangat diharapkan untuk membantu menyebarluaskan informasi tentang teknologi budidaya singkong secara organik kepada petani, sebagai usaha untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan petani dalam budidaya tanaman singkong (MIB).

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline