Program Studi Teknologi Rekayasa Kimia Industri (TRKI) Sekolah Vokasi Undip, baru-batu ini telah diliput dan ditayangkan oleh TVRI dalam acara "Dialok Akademik" yang bertemakan Mencetak Lulusan Profesional & Go Global dengan pembawa acara Ulil Albab. Perkuliahan berbasis metode teaching factory (Tefa) diterapkan di Kampus Undip. Sistem ini menekankan proses perkuliahan yang merujuk pada standar, prosedur dan dilaksanakan dalam suasana sesuai lingkungan industri.
Model semacam ini juga yang mempermudah lulusan kampus itu meraih beasiswa bergengsi jenjang Doktoral di mancanegara. "Perkuliahan ini prinsipnya mendasari pembelajaran vokasional yang fokus pada outcome based education (OBE)," tutur Kaprodi Teknologi Rekayasa Kimia Industri (TRKI) Sekolah Vokasi Undip Mohamad Endy Julianto ST MT di TVRI.
Hermawan Dwi Ariyanto, S.T., M.Sc., Ph.D biasa disapa Hermawan saat penayangan TVRI menyampaikan bahwa sistem pendidikan yang menekankan mahasiswa memiliki kompetensi unggul di akhir perkuliahan. Metode ini bahkan terintegrasi dalam dual sistem termasuk digitalisasi di era cybergogy. Dimana ekosistem perkuliahan zaman sekarang ditunjang kecanggihan teknologi informasi.
Muaranya yakni membentuk pertautan kreativitas melalui web,komunikasi global, hingga kolaborasi cybernetika. Selain itu mahasiswa akan cermat mengambil keputusan,memahami masalah, inovatif, inspiratif, dan hidup bermakna. Metode tersebut juga telah dirasakan luas oleh mahasiswa dan lulusan. Alumnus sebagian besar terserap kerja di industri. Selebihnya kuliah jenjang magister dan doktoral, atau berbisnis mandiri, ujar Hermawan.
Sementara Dr. Ria Desiriani, ST, MT (Ria) juga menyampaikan bahwa lulusan yang melanjutkan S-2 dan S-3 juga banyak ke mancanegara, seperti Inggris, Jepang, Korea, Thailand dan Taiwan. Diantaranya Qurrotun Ayuni Khoirun Nisa yang mengambil program master doktoral terintegrasi di Pukyong National University, Korea Selatan jurusan polymer engineering.
Bahkan sebagian lulusan Prodi TRKI langsung lanjut studi, belum menikmati istirahat seperti Yusuf Arya yang studi doktoral Faculty of Engineering, Chulalongkorn University, Thailand. Qurrotun Ayuni berpendapat pembelajaran dual sistem terintegrasi dengan tefa, menjadi pilar pendukung yang membuatnya studi lanjut S2 dan S3, timpal Ria saat tayang di TVRI.
Perkuliahan replikasi praktek miniplant maupun penelitian dosen memberikan kompetensi lebih dari cukup untuk belajar ke luar negeri. Arya menilai berbekal kapabilitas penelitian, menguasai penggunaan alat laboratorium, hingga publikasi artikel ilmiah, membuka kesempatan menempuh studi magister di luar negeri, papar Endy.
Diterimanya beasiswa Excellent Foreign Student (EFS) dari Sirindhorn International Institute of Technology (SIIT), Thammasat University Thailand. Dia bahkan lanjut menempuh pendidikan doktoral di Faculty of Engineering, Chulalongkorn University, Thailand. Studinya didukung beasiswa C2F PhD (candidates under the second century fund/funding for high efficiency PhD). Untuk itu Prodi TRKI Vokasi Undip berkomitmen mencetak lulusan Profesional & Go Global, pungkas Endy.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H