Kopi merupakan minuman populer yang telah menjadi tren dan gaya hidup pokok masyarakat perkotaan. Berkembangnya industri kopi, menyebabkan buangan ampas kopi ke lingkungan meningkat. Padahal buangan ampas kopi memiliki kandungan minyak kopi yang dapat dimanfaatkan menjadi bahan baku biodiesel.
Seperti yang dilakukan oleh dosen muda Prodi Teknik Kimia Universitas Muhammadiyah Gresik (UMG) yakni Mega Mustikaningrum, ST, MT telah mengembangkan biodiesel dari ampas kopi. Mega menyampaikan bahwa riset biodiesel ini berkolaborasi dengan Peneliti Vokasi Undip yakni Mohamad Endy Yulianto dan Laras Prasakti dari Prodi Teknik Kimia UGM.
Mega menyampaikan bahwa Indonesia merupakan produsen komoditas ini terbesar ketiga di dunia. Data Asosiasi Eksportir Kopi Indonesia (AICE) mencatat peningkatan konsumsi kopi yang signifikan di seluruh negeri. Hal ini mencerminkan ketersediaan ampas kopi yang melimpah. Peningkatan konsumsi mencapai rata-rata 7% per tahun dan 5 juta kantong 60 kilogram pada tahun 2020 - 2021. Hal ini menyebabkan melimpahnya limbah dalam jumlah besar yang dibuang ke lingkungan.
Rata-rata, satu ton biji kopi segar menghasilkan sekitar 650 kg ampas. Industri kopi instan menyumbang sekitar 50% dari produksi kopi bubuk global, sehingga menghasilkan jumlah bubuk kopi tahunan yang diperkirakan mencapai 6 juta ton. Hal ini menunjukkan bahwa ketersediaan ampas kopi cukup melimpah, ujar Mega.
Tergantung pada varietasnya, residu organik yang berasal dari ampas kopi setelah proses penyeduhan, dan memiliki kandungan minyak berkisar antara 10-15% berat (%wt). Limbah yang dibuang ke lingkungan menghasilkan gas metana, yang berkontribusi signifikan terhadap perubahan iklim, ungkap Mega.
Sementara itu Endy juga menambahkan bahwa minyak kopi menghadirkan alternatif yang layak sebagai bahan baku produksi biodiesel karena semakin berkurangnya ketersediaan bahan bakar. Setiap tahunnya, sekitar 8 juta ton kopi diproduksi secara global, dan diperkirakan 1,3 miliar L biodiesel berasal dari minyak, sehingga menyebabkan peningkatan pasokan bahan bakar. Meski memiliki potensi tersebut, Indonesia belum sepenuhnya mengembangkan manfaat minyak kopi.
Penelitian ini mengevaluasi kelayakan energi dari proses ekstraksi dengan menganalisis jumlah entropi yang dihasilkan. Analisis menunjukkan apakah sistem terjadi secara spontan atau diperlukan energi tertentu untuk memudahkan proses ekstraksi. Semoga dalam waktu dekat bisa komersialisasi produk biodiesel dari ampas kopi di industri melalui riset terapan dan komersial, sehingga hasil riset ini bisa bermanfaat untuk masyarakat khususnya orang-orang yang berkendaraan mesin diesel, tutup Mega.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H