Lihat ke Halaman Asli

mohamad bajuri

Seorang guru bloger

Calon Eyang, Pesan Tukang Batu (Bagian 4)

Diperbarui: 29 Juni 2022   10:03

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Maha karya pemahat batu pada candi Prambanan.  Dokpri. 

Dengan menyebut asma Tuhan Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. 

Melanjutkan kisah sebelumnya pada bagian 3

Akhir bagian 3 tukang batu bercerita berziarah ke makam Sunan  Kudus. 

"Aku tak tahu Pak Guru,  ini hanya imajinasiku atau apa.  Aku tak tahu.  Dalam pandangan mataku,  aku melihat makhluk setinggi pohon kelapa berdiri di depan gerbang pintu makam.  Lalu aku ucapkan salam kepadanya. "

"Lama kelamaan makhluk itu mengecil hingga berwujud seringgi manusia normal.  Dia melarangku untuk masuk ke area pemakaman. "

"Lagi-lagi aku dibuat takjub. Karena masya Allah,  para wali menyambutku di pintu gerbang.  Semua waliyulloh datang menyambutku.  Dan area pemakaman penuh dengan orang orang yang berpakaian serba putih."

"Entahlah,  aku tak tahu apa yang sebenarnya terjadi pada diriku.  Akhirnya aku pun tak bisa masuk ke pemakaman.  Aku hanya berziarah dari depan pintu gerbang. "

"Aku bingung pada diriku sendiri. Aku kan hanya manusia biasa.  Hanya tukang batu,  bukan kyai atau turunan kyai.  Aku bukan orang terhormat. Mengapa aku mendapatkan kehormatan seperti itu? "

"Entahlah aku tak tahu?! "

Sementara aku hanya menyimak cerita tukang batu itu dengan seksama.  Aku juga jarang menyela.  Aku biarkan dia bercerita tanpa terganggu dengan kata-kata ku.  Paling aku hanya mengangguk mengiyakan atau menggeleng keheranan. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline