Lihat ke Halaman Asli

mohamad bajuri

Seorang guru bloger

Calon Eyang, Pesan Tukang Batu (Bagian 1)

Diperbarui: 25 Juni 2022   14:02

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Keterangan gambar, foto arca hasil karya tukang batu di candi prambanan, dokpri.

Manusia sebagai makluk pembelajar bisa belajar dari apa saja, kapan saja, di mana saja, dan dengan siapa saja. Apa pun medianya bisa dijadikan bahan untuk sebuah perenungan.

Seperti siang kali ini aku mendapatkan tamu seorang tukang batu. Sebetulnya pertemuan ini pun sudah lama aku rindukan, mengingat sudah sekian lama kami tidak saling jumpa. Mungkin kalau dihitung sudah ada dua tahun kami belum pernah jumpa. 

Beliau datang ke sekolahku untuk mengambil raport anaknya yang paling kecil. Dia masih duduk di kelas tujuh. Secara kebetulan saat dia lewat menuju ke arah ruang kelas melewati aku yang lagi duduk santai di depan perpustakaan sekolah.

Sontak aku kaget dan terhenyak dari duduk langsung bangkit menyongsong beliaunya. Aku sambut beliau dengan sebuah pelukan kerinduan. 

Belum apa-apa beliau sudah meminta maaf terlebih dahulu karena sudah menghilang selama dua tahun tanpa ada komunikasi sedikitpun. Walaupun demikian beliau tetap memantau aku melalui unggahan status wa. 

Menurut beliau bahwa apa yang dia lakukan selama ini hanyalah mengalir bagaikan air. Biarlah kehidupan akan membawa aku kemanan, itu semua sudah ditentukan oleh yang Maha Kuasa.

Manusia hanya ibarat wayang yang dilakonkan oleh dalang. Mau dijadikan tokoh apa saja ya bersedia. Mau harus melakonkan tokoh apa manusia tidak bisa mengelak, krena kita hanya wayang dilakonkan sang dalang.

Satu hal yang mesti diingat bahwa nikmat terbesar bagi manusia adalah kesehatan. Kenapa? Karena dengan anugerah sehat kita bisa melakukan apa saja. Apapun aktivitas yang akan dilakukan, sehat menjadi prasyarat utamanya. Maka bersyukurlah atas nikmat sehat yang telah Tuhan berikan.

Ketika seseorang akan menjalankan aktivitas keseharian seperti bekerja mencari nafkah, sehat menjadi syarat penting. Bagaimana mungkin seseorang akan berangkat bekerja jika mau bangun dari tempat tidur rasa pusing menyerang. Bagaimana mungkin seseorang mau berpikir untuk menyelesaikan tugas harian di kantor jika tangan saja tidak mampu mengangkat pulpen karena lemas. Lagi-lagi kesehatan menjadi syarat utama terlaksananya sebuah kegiatan.

Sekali lagi mari kita syukuri atas nikmat terbesar ini. Karena tanpa nikmat ini manusia tak akan bisa apa-apa. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline