Lihat ke Halaman Asli

mohamad bajuri

Seorang guru bloger

Pelepasan Siswa Matsaga Syahdu

Diperbarui: 16 Juni 2022   23:55

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Para peraih 10 besar pararel. Dokpri

Bapak Jahrani M.Pd. I selaku Kamad MTsN 3 Kebumen melepaskan peserta didik kelas 9 dan dikembalikan lagi kepada wali siswa. Acara tersebut berlangsung pada hari Kamis, 16 Juni 2022 di halaman depan madrasah. Acara berlangsung hikmad dan syahdu.

Hadir sebagai tamu undangan Kakankamenag Kabupaten Kebumen Pak Ibnu Asaddudin, M. Pd. , beserta beberapa Kasi. Nampak hadir di kursi kehormatan Kasi Mapenda Ibu Suwaibah, dan tamu kehormatan yang lain.

Pelepasan siswa kali ini berbeda dengan acara serupa pada tahun-tahun sebelumnya. Perbedaan nampak dari seting panggung beserta susunan acara dan pengisian acara yang memang bena-benar berbeda. 

Seting panggung dibuat megah dan cantik. Bunga-bunga artificial memenuhi sisi depan panggung dan latar panggung. Terlihat lebih manis dengan tambahan lighting di latar panggung dan atas panggung.

Peserta didik  yang biasanya hanya memakai pakaian OSIS saat acara perpisahan, kali ini mereka bersepakat memakai kebaya untuk anak putri dan pakaian hitam putih lengan panjang untuk peserta didik laki-laki. Bukan kehendak guru untuk memakai pakaian seperti itu saat perpisahan. Keputusan itu berdasarkan hasil jajak pendapat yang diberikan ke peserta didik oleh panitia perpisahan.

Bisa dibayangkan penampilan anak putri saat mereka sudah memakai baju kebaya. Banyak dari penampilan mereka yang manglingi (bahasa Jawa artinya berbeda dengan tampilan pada biasanya). Sehingga bapak ibu guru dibuat tidak tahu persis siapa mereka yang sebenarnya. Mereka tampil maksimal dengan baju kebaya pilihan sendiri. Kalau dicermati halaman Matsaga dipenuhi dengan bidadari-bidadari cantik yang ayu nan muda belia.

Bapak ibu guru karyawan  juga diminta untuk memakai baju kebaya untuk guru putri dan setelan jas  berdasi untuk guru laki-laki. Beliau-beliau tampil lebih heboh dibanding dengan peserta didiknya.

Sebelum memasuki tarub semua bapak ibu guru dan karyawan dan peserta didik melakukan kirab. Setiap wali kelas mengawal semua peserta didiknya yang baris dibelakangnya. Sebagai cucuk lampah pasukan paskibra yang membawa bendera.  Iringan -iringan itu berjalan dari halaman samping menuju halaman depan.

Bu guru. Dokpri

Pasukan paskibra berhenti di depan tarub dengan saling berhadapan. Sedangkan bendera merah putih dibiarkan sedikit condong ke depan. Sehingga tercipta payung merah putih.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline