Lihat ke Halaman Asli

mohamad bajuri

Seorang guru bloger

Masa Kecilku Bermain Melulu, Masa Kecilmu Bagaimana?

Diperbarui: 9 Juni 2022   13:22

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Lyfe. Sumber ilustrasi: FREEPIK/8photo

Masa kecil dijalani seseorang sebelum menginjak masa remaja. Lebih umumnya masa kanak-kanak. Sebelum seseorang dianggap baligh(bisa membedakan mana yang baik dan buruk) maka rentang masa itu termasuk dalam masa kecil.

Kini usiaku menginjak balita (bawah lima puluh tahun). Tepatnya hampir lima puluh tahun. Umurku sudah setengah abad. Ini berarti masa kecilku berkisar antara empat puluh tahunan yang lalu. Sudah lama sekali. Mungkin diantara pembaca ada yang belum lahir ya. Ini artinya aku sudah tua, aki-aki, calon eyang.

Masa kecilku sangat jauh berbeda dengan anak pada saat ini. Masa itu penuh dengan dunia bermain di alam. Sementara anak-anak masa kini lebih cenderung sering bermain dengan gawai(HP). Anak generasi Z merujuk pada istilah yang lagi trend memiliki karakter yang berbeda dengan anak zaman baheula. 

Kali ini aku tidak akan membahas karakter anak zaman now, tapi akan sedikit bertutur dengan kisah masa kecilku dulu. Masa pada rentang tahun 1980an. 

Kala itu pada tahun 70-an hingga 80-an Indonesia masih mengalami susah pangan. Hampir di seluruh wilayah Indonesia menderita kelaparan. Gagal panen adalah menjadi penyebab utama dari bencana ini. Sawah banyak namun padi yang siap dipanen dimakan tikus.

Karena jarang makan, maka anak -anak pada masa itu sering keluyuran mencari sesuatu yang bisa dimakan. Tiap hari selepas sekolah selalu ada acara ke suatu tempat hanya untuk menikmati sesuatu yang bisa di makan di sana. Bahkan anak-anak dengan terpaksa kadang mencuri tanaman dan buah milik orang. 

Suatu hari pergi ke gunung atau bukit. Nanti di sana mencari buah karsen, jambu, jeruk, kesemek, asem atau salam. Biasanya buah tadi tumbuh liar digerumbul bukit atau gunung. 

Setelah puas menikmati buh-buahan dilanjutkan dengan mandi (dus-dusan) di sungai atau sendang. Di sungai ini kami bermain-main dengan riangnya.

Main lama-lamaan menyelam adalah permainan yang sering kami lakukan. Atau juga menyelam cepat-cepat mengambil batu yang dilempar ke dalam air yang lebih dalam. Untuk bermain ini diperlukan kemampuan untuk menahan napas yang baik. Setelah bosan bermain lama-lamaan menyelam ganti dengan permainan baru. 

Masih bermain di air, namanya lempar kreweng. Kreweng(pecahan genting) biasanya mudah di dapat di daerah sungai alam, bukan sungai irigasi. Kereweng ini bisa dibuat permainan yang mengasikkan. 

Caranya, kereweng dipegang oleh satu tangan. Badan menghadap arah lemparan . arah lemparan memanjang mengikuti panjang sungai. Jadi badan menghadap dinding/tebing sungai. Dengan sekuat tenaga kereweng dilempar di permukaan air. Kalau lemaran betul, maka kereweng akan bergerak maju melompat-lompat menyentuh permukaan air. Kereweng yang paling jauh melompat-lompatnya dianggap sebagai pemenang.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline