Lihat ke Halaman Asli

π™”π™–π™’π™žπ™£ π™ˆπ™€π™π™–π™’π™–π™™

TERVERIFIKASI

Ayah 3 anak, cucu seorang guru ngaji dan pemintal tali.

Lelansuk, Real Food dari Lombok

Diperbarui: 9 Oktober 2024 Β  14:24

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi Lelansuk disajikan dalam cobek (Sumber Youtube Dapur Maryam)

Setiap daerah di Indonesia memiliki makanan tradisional yang khas. Ini merupakan kekayaan kuliner sekaligus keragaman budaya pangan yang dimiliki masyarakat Nusantara tercinta.Β 

Salah satu makanan khas tradisional Sasak dikenal dengan nama "lasuk". Pada beberapa daerah di Lombok menyebutnya "lansuk". Beberapa tempat lain diucapkan dengan memberikan afiksasi berupa morfem sisipan sehingga menjadi "lelansuk".

Lansuk atau lelansuk pada dasarnya semacam acar yang dibuat dengan bahan utama kacang panjang. Lelansuk secara keseluruhan terdiri dari bahan makanan yang disajikan dalam kondisi mentah.

Makanan ini termasuk jenis lauk yang disajikan sebagai makanan pengiring yang menyertai nasi saat makan sehari-hari atau saat bekerja di sawah.

Untuk membuat lelansuk, selain kacang panjang, bahan lain yang digunakan terdiri dari tanaman bumbu berupa cabai rawit, bawang merah, bawang putih, terasi, garam, gula, dan jeruk nipis.

Alat yang dibutuhkan untuk membuat lelansuk tidak banyak dan menggunakan peralatan sederhana berupa pisau, cobek dan ulekannya

Kacang panjang, sebagai bahan utama, harus masih muda karena lelansuk tergolong lalapan atau makanan yang disajikan dalam kondisi mentah. Tekstur kacang panjang muda umumnya terasa renyah dan kriuk-kriuk sehingga enak dimakan mentah-mentah.

Di kampung saya biasanya kacang panjang ditanam di pematang sawah. Penanaman dilakukan di dekat pohon tertentu. Pohon itu berfungsi sebagai media rambat kacang panjang yang tumbuh membelit.Β Sebagai media rambat pengganti, para petani menggunakan bilah bambu yang ditancapkan di dekat tanaman kacang panjang.

Ada juga yang menanamnya secara tumpang sari bersama tanaman lain, seperti jagung cabai, singkong, atau tanaman hortikultura lainnya.

Saya ingat betul masa kanak-kanak yang tumbuh besar di kampung dan main di persawahan. Saat main bersama teman-teman, tanpa meminta izin dari pemilik sawah, saya suka memetik kacang panjang yang masih muda untuk dilalap di tempat.Β 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline