Kompasiana bagi saya merupakan sebuah perkampungan raksasa. Dalam perkampungan raksasa itu ada interaksi antar individu.Β
Dalam perkampungan Kompasiana semua saling membutuhkan. Media ini menjadi ruang berbagi, saling menguatkan, dan saling memberi semangat.
Sebagai sebuah ruang interaksi selalu ada kemungkinan timbulnya hal-hal yang tidak berkenan karena sifat manusia yang tidak lepas dari kekeliruan.
Kekeliruan merupakan sesuatu yang tidak dapat ditiadakan begitu saja. Kekeliruan tidak mengenal latar belakang pendidikan, profesi, suku, agama. dan ras.Β
Setiap orang berpotensi melakukan kesalahan. Tidak seorangpun luput darinya. Kekeliruan menjadi aspek manusiawi.Β
Maka yang bisa dilakukan adalah belajar dari kekeliruan. Kesalahan memungkinkan setiap individu untuk selalu berefleksi, melakukan introspeksi, dan merenung. Kesalahan menjadi pijakan setiap orang untuk memperbaiki diri.
Idul Fitri 1445 H menjadi momentum untuk memperbaiki kesalahan. Bagi umat Islam puasa Ramadhan merupakan medium tahunan yang dapat dijadikan sebagai ruang untuk merenungkan kembali perjalanan hidup sebelumnya.Β
Klimaksnya adalah hari raya idul Fitri. Bagi mereka yang menjalankan puasa secara paripurna akan memungkinkan mereka kembali ke fitrah, kembali ke titik nol sebagaimana dia dilahirkan.
Selamat hari raya idul Fitri para kompasianer. Mohon maaf lahir dan batin.Β
Lombok Timur, 9 April 2024