Lihat ke Halaman Asli

π™”π™–π™’π™žπ™£ π™ˆπ™€π™π™–π™’π™–π™™

TERVERIFIKASI

Ayah 3 anak, cucu seorang guru ngaji dan pemintal tali.

Urgensi Kepemimpinan Pembelajaran dalam Pembelajaran Siswa

Diperbarui: 27 Maret 2024 Β  12:37

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dokumen Pribadi

Kegiatan Fasilitasi dan Advokasi Penguatan Kapasitas Satuan Pendidikan merupakan salah satu bentuk intervesi pemerintah, dalam hal ini, Kemdikbud Ristek dalam rangka percepatan program sekolah penggerak. Sasarannya terdiri dari 140 kepala sekolah yang dipercaya sebagai pelaksana program sekolah penggerak angkatan I hasil seleksi tahun 2021.

Selasa, 26 Maret 2024, merupakan hari kedua kegiatan Fasilitasi dan Advokasi Penguatan Kapasitas Satuan Pendidikan. Kegiatan tersebut, dilaksanakan di Hotel Millenium Sirih Jakarta. Berlangsung tanggal 25-28 Maret 2024.

Hari kedua pada sesi awal saya sedikit terlambat ke ruang pertemuan. Setelah sahur dan shalat subuh saya tertidur karena sehari sebelumnya, 25-04-2024, menjadi hari-hari yang cukup melelahkan. Ini akibat perjalanan dalam kondisi puasa dengan rute Lombok Timur-Jakarta setengah hari kemudian langsung mengikuti pembukaan sekitar pukul 14.00 WIB hingga menjelang maghrib. Aktivitas tanpa jeda itu cukup menguras energi peserta.

Pada sesi awal materi atau topik pembahasan di hari kedua adalah kepemimpinan pembelajaran. Secara keseluruhan kegiatan dirancang menggunakan metode diskusi kelompok. Untuk efektivitas diskusi peserta dibagi dalam 8 kelompok. Saya sendiri tergabung dalam kelompok 3.

Pemilihan metode ini lebih ditekankan pada pengalaman setiap sekolah dalam pelaksanaan program sekolah penggerak di sekolah masing-masing. Peserta diharapkan dapat berbagi ide dan praktek baik yang memungkinkan sekolah saling melengkapi.

Setiap kelompok didampingi fasilitator. Secara umum tugas fasilitator untuk mengarahkan diskusi dalam setiap kelompok dengan pertanyaan-pertanyaan pemantik yang menuntun peserta ke arah topik pembahasan.

Peserta diajak untuk merefleksikan kembali tentang konsep kepemimpinan pembelajaran. Sebagai kepala sekolah, peserta diminta untuk menuliskan pemikirannya tentang profil kepala sekolah yang ideal.

Beragam pendapat peserta tentang kepala sekolah yang ideal dituangkan dalam kertas sticky note yang dibagikan. Semua pendapat tertulis dari peserta itu kemudian ditempelkan pada papan tulis untuk diinventarisir.Β 

Secara umum peserta memiliki pemahaman dan kesepakatan bahwa kepala sekolah ideal itu dapat menjadi inspirator dan motivator. Kepala sekolah ideal juga mampu menempatkan diri sebagai contoh, model, atau teladan. Memiliki semangat inovasi dan kreativitas juga merupakan indikator lain yang harus dimiliki oleh seorang kepala sekolah.

Apa saja yang dilakukan untuk menjadi kepala sekolah yang ideal? Pertanyaan ini menjadi bahan refleksi selanjutnya.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline