Lihat ke Halaman Asli

Yamin Mohamad

TERVERIFIKASI

Ayah 3 anak, cucu seorang guru ngaji dan pemintal tali.

Seorang Pria dan Pupuk

Diperbarui: 21 Januari 2024   10:39

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Pria itu mendesah panjang.

"Ada apa?" saya bertanya sambil menguap sedikit ngantuk siang itu.

Sembari menduduki bangku panjang itu, dia berkata, "Padi saya belum dipupuk."

"Kenapa?"

"Belum ada pupuk."

"Tidak ada ada yang dijual? Atau...?"

"Langka dan harganya mahal," sergahnya memutuskan pertanyaan saya.

"Mahalnya berapa?"

"700 sampai 800 ribu," kata pria itu menyahut ketus.

Saya tahu keketusan itu bukan diarahkan kepada saya tetapi pada harga pupuk dan kelangkaannya.

Wajah petani sedang muram. Tidak saja karena tanaman tumbuh dengan segan karena kekurangan air. Mereka juga dirundung kelangkaan pupuk dan harganya yang melambung.

Lombok Timur 21 Januari 2024




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline