Kurikulum Merdeka merupakan salah satu program Merdeka Belajar yang diluncurkan oleh Kemdikbud Ristek dalam rangka meningkatkan kualitas pendidikan nasional. Program ini menjadi episode ke-15 dari 24 program merdeka belajar besutan Kemdikbud Ristek.Β
Pemberlakukan kurikulum merdeka diterapkan pada semua jenis pendidikan, baik formal maupun non formal. Berikut ini merupakan penjelasan tentang kurikulum merdeka pada berbagai jenjang pendidikan, baik pendidikan formal dan pendidikan non formal.
Jenjang PAUD
Kurikulum Merdeka dirancang untuk semua jenjang mulai dari Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD), pendidikan dasar sampai pendidikan menengah, baik di jalur formal maupun non formal.Β
Pada jenjang PAUD pembelajaran menekankan bermain sambil belajar sebagai upaya mndorong semangat anak untuk belajar dengan cara yang menyenangkan, meumbuhkan sikap mandiri. Pembelajaran PAUD juga menekankan berkembangnya dimensi, kognitif, sosial emosional, dan spiritual sesuai dengan tahapannya.
Kurikulum Merdeka pada jenjang PAUD tidak terfokus pada pengajaran untuk membaca. Buku bacaan digunakan sebagai instrumen untuk merancang berbagai kegiatan yang bervariasi. Harapannya kegiatan itu dan memantik anak-anak menyukai dunia bacaan. Contoh sederhana yang dapat dilakukan adalah membacakan buku, bercerita, dan bermain drama. Guru juga dapat mengajak anak-anak melakukan permainan sederhana dengan mengeksplorasi tema yang ada dalam sebuah buku.
Untuk mendukung kegiatan literasi pada jenjang PAUD ini, penting bagi satuan pendidikan untuk menyediakan buku bacaan yang menarik. Satuan pendidikan, pada saat yang sama, perlu mendorong guru untuk terus belajar bagaimana menggunakan buku bacaan sebagai acuan dalam kegiatan bermain dan belajar.
Jenjang SD/MI
Pada jenjang SD Kurikulum Merdeka dirancang agar pembelajaran berjalan secara konsisten dan berkesinambungan atau berkesinambungan dengan pembelajaran di tingkat PAUD. Ketika memasuk hari awal di kelas 1, siswa SD tidak dituntut memiliki capaian pembelajaran berupa keterampilan membaca, menulis, dan berhitung. Hal ini bertujuan agar guru PAUD tidak terbebani untuk mengajarkan keterampilan menulis dan membaca.
Struktur kurikulum SD atau MI tidak banyak berubah kecuali IPA dan IPS. Kedua mata pelajaran ini digabungkan menjadi mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam Sosial. Perubahan ini dilakukan bertujuan untuk mengurangi materi pelajaran dan menekankan pada pemahaman tentang ilmu pengetahuan yang lebih mendalam. Hal yang paling penting adalah terbentuknya pemahaman dan beragam persepektif siswa dalam melihat dan mengeksplorasi lingkungan alam dan sosial budaya yang makin kompleks dalam keseharian.
Perubahan lain adalah pembelajaran berbasis projek sebagai kegiatan kokurikuler. Pembelajaran berbasis Project merupakan kegiatan yang kontekstual, kolaboratif, dan berorientasi pada penelitian program atau pembuatan karya. pembelajaran ini dirancang untuk mengembangkan kompetensi dan karakter Profil Pelajar Pancasila.
Kurikulum Merdeka juga mengubah organisasi pembelajaran olahraga dan kesenian. Kedua mata pelajaran ini berorientasi pada praktik tanpa banyak teori. Olahraga berorientasi kepada kegiatan untuk kebugaran atau kesehatan peserta didik secara fisik dan tentu saja keterampilan gerak tertentu yang berhubungan dengan olah tubuh. Pada saat yang sama, kesenian menekankan kegiatan untuk menumbuhkan kreativitas. mengasah rasa seni mencintai, dan mengapresiasi karya seni. Karena itulah kedua mapel ini tidak menyediakan buku teks untuk siswa. Guru diberikan kebebasan untuk melakukan penyesuaian konten mapel olah raga dan seni sesuai dengan fase perkembangan murid, kebutuhan, dan konteks satuan pendidikan.