Artikel ini merupakan materi pelatihan mandiri dalam Platform Merdeka Mengajar (PMM) dengan topik kurikulum merdeka. Konten artikel dikembang berdasarkan materi modul 2 dengan topik "Pembelajaran versi Kurikulum Merdeka". Secara spesifik artikel ini mendeskripsikan tentang prinsip umum pembelajaran.
Membuka diskursus tentang pembelajaran dalam sebuah kelas, pihak yang paling bertanggung jawab adalah guru. Guru sering diposisikan sebagai pemimpin pembelajaran di kelasnya. Posisi ini menempatkan guru sebagai pemegang kendali dan penentu keberhasilan pembelajaran.
Sebagai pemimpin pembelajaran di kelasnya, bukan berarti seorang guru menjadi tokoh utama atau pemain inti dalam sebuah pembelajaran. Dalam paradigma pembelajaran baru, guru berada dalam posisi sebagai fasilitator, bukan sebagai atasan melainkan sebagai mitra murid dalam proses pembelajaran. Β (dikutip dari undiksha.ac.id).Β
Sebagai fasilitator, guru berperan membantu siswa untuk menggali pengetahuan mereka sendiri dan memahami materi pelajaran dengan cara-cara yang berbeda, seperti diskusi kelompok, proyek kolaboratif, atau menggunakan teknologi untuk memperkuat pembelajaran. Dalam proses pembelajaran, guru berupaya mendorong siswa untuk aktif bertanya, berdiskusi, dan berpartisipasi dalam kelas.Β
Sebagai pemimpin pembelajaran guru harus dapat melaksanakan pembelajaran yang berdampak pada murid. Pembelajaran ini merupakan pembelajaran yang efektif dalam memberikan pengaruh positif dan menghasilkan perubahan yang signifikan dalam perkembangan dan prestasi siswa. Perubahan signifikan bukan berarti sebuah perubahan besar-besaran dalam waktu singkat melainkan perubahan-perubahan sederhana Β yang bersifat tetap dan berkesinambungan pada diri murid.
Dunia pendidikan sepakat bahwa sitiap murid memiliki kebutuhan dan gaya belajar, minat, dan bakat yang berbeda. Fakta ini menuntut guru dapat merancang dan melaksanakan pembelajaran dengan menggunakan prinsip-prinsip yang dapat memfasilitasi beragam kebutuhan murid.
Ada 5 prinsip pembelajaran dengan paradigma baru yang dapat diperankan oleh satuan pendidikan dan guru untuk mendukung proses pembelajaran yang berkualitas.
Pertama, Mempertimbangkan kebutuhan capaian belajar murid.
Saat ini pembelajaran dirancang dan dilaksanakan dengan mempertimbangkan capaian setiap murid yaitu kebutuhan belajar dan perkembangannya. Hal ini bertujuan untuk memfasilitasi perbedaan kompetensi dan potensi setiap murid sehingga murid mendapatkan hak belajarnya dengan baik.
Untuk memahami kebutuhan dan kemampuan murid guru dapat melakukan evaluasi sebelum proses pembelajaran. Salah satunya adalah asesmen diagnostik. Dari hasil asesmen diagnostik guru memahami kebutuhan setiap murid kemudian guru memutuskan menggunakan pendekatan pembelajaran terdiferensiasi untuk mengakomodir kebutuhan murid yang beragam.
Kedua, Membangun kapasitas belajar murid menjadi pembelajar sepanjang hayat.
Murid mempunyai fisik, mental, dan pikiran yang akan terus tumbuh dan berkembang. Oleh sebab itu diperlukan pembelajaran yang mengembangkan pola pikir tumbuh atau growth mindset. Murid harus didorong untuk mengetahui apa yang dipelajari, mengelola tantangan, dan melakukan refleksi atas pengalaman belajarnya.