Sehari sebelum Ramadhan, saya bertandang ke rumah salah seorang teman. Sebut saja Dedi.
"Pak," kata istrinya sambil menyajikan kopi. "Anakmu nelepon minta uang,"Β
"Kan baru kemarin pulang. Uangnya sudah habis?"
"Ya. Habis. Sekarang dia mau pulang. Dia tidak punya uang untuk beli bensin."
"Mana ada bensin dijual. Ada juga pertalite dan pertamax," Dedi tersenyum melihat wajah istrinya yang sedang gundah karena belum dapat pinjaman.
Baru tadi pagi istrinya mengadu bahwa catatan utangnya di warung seberang jalan sudah meloncat keluar dari halaman kertas. Halaman kertasnya sudah tidak lagi menyisakan ruang kosong untuk menuliskan catatan utangnya.
"Ya. Yang jelas motornya perlu BBM. Dia minta dikirimi sekarang," istrinya menimpali.Β
"Berapa?"
"50 ribu mungkin cukup."
"Tapi saya belum punya uang," Dedi meyakinkan istrinya.