Lihat ke Halaman Asli

Yamin Mohamad

TERVERIFIKASI

Ayah 3 anak, cucu seorang guru ngaji dan pemintal tali.

Toleransi Beragama di Daerah Seribu Masjid

Diperbarui: 24 Maret 2023   22:04

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber SS akun Tiktok darian28

Belakangan ini perhatian saya kerap terpaku pada TikTok. Aplikasi yang pernah dianggap milik kaum alay itu kini banyak memberikan informasi baru yang sedang berkembang dan berbagai hal positif.

Perilaku pamer para pejabat yang ramai dipergunjingkan khalayak pasca tindak penganiayaan oleh seorang anak pejabat tajir, hujatan warganet terhadap seorang perempuan tambun mengaku seorang muslim yang pamer makan daging babi, sampai berita tentang turis asing yang membuat ulah di Bali, merupakan bagian dari peristiwa yang banyak beredar melalui TikTok.

Hari ini melalui TikTok terlihat sebuah video pendek yang menunjukkan seorang remaja putri kegirangan mendengar klakson telolet versi baru.

Semalam masih melalui TikTok, saya melihat sebuah video menayangkan arak-arakan ogoh-ogoh umat Hindu di Mataram Lombok. Ritual keagamaan umat Hindu menjelang Hari Raya Nyepi itu bertepatan dengan momentum menjelang Ramadhan.

Setelah tiga tahun vakum akibat badai pandemi, parade ogoh-ogoh tahun 2023 menjadi peristiwa yang dinanti-nantikan tidak saja oleh umat Hindu tetapi juga umat lintas agama.

Video terakhir ini bisa jadi menimbulkan rasa heran karena selama ini Lombok sendiri dikenal sebagai pulau seribu masjid. Di seantero pulau Lombok berdiri 3.767 masjid besar dan 5.184 masjid kecil yang tersebar di 518 desa. (dikutip dari kemenparekraf.go.id)

Jika melintasi jalan Jurusan Mataram-Selong, di sepanjang perjalanan akan terlihat kubah-kubah yang menandai keberadaan rumah ibadah umat Islam. Hampir di setiap perkampungan atau pemukiman selalu selalu ada bangunan masjid yang sudah jadi, baru mulai direhab,  masjid setengah jadi, sampai masjid yang baru dibongkar dalam rangka pembenahan.

Kalau boleh diibaratkan bahwa kemanapun Tuan dan Nyonya melakukan perjalanan di Lombok, menemukan masjid semudah menjangkau jempol kaki.

Di balik julukan pulau seribu masjid mungkin muncul anggapan bahwa semua masyarakat Lombok merupakan penganut agama Islam. Padahal tidaklah demikian. Pulau seribu masjid itu dihuni umat beragama lain. Adanya ritual parade ogoh-ogoh menunjukkan bahwa di Lombok ada pula umat Hindu sebagai umat terbesar kedua setelah umat Islam. 

Berdasarkan data tahun 2018 yang dilansir dari ntb.bps.go.id, sebanyak 130,72 ribu (2,42%) penduduk NTB memeluk agama Hindu. Terdapat pula 16,91 ribu (0,31%) penduduk yang beragama Buddha. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline