Ada satu dua opini yang berkembang bahwa sekolah penggerak merupakan sekolah istimewa yang ditunjuk begitu saja oleh pemerintah sebagai pelaksana program.Β
Penentuan sekolah penggerak bukanlah berdasarkan kelengkapan sarana prasarana, kemewahan gedung, mengkilapnya closet toilet, atau terjaminnya kesehatan makanan kantin.Β
Siswa sekolah penggerak bisa berasal dari keluarga kebanyakan. Mereka tidak harus dari keluarga kelompok elit yang setiap hari dijemput sopir pribadi atau anak-anak yang diantar ibu-ibu karir. Siswa sekolah penggerak bisa terlihat datang ke sekolah dengan sandal jepit yang sudah cacat atau datang dengan sepatu robek. Mereka bisa datang dengan seragam kumal karena tinggal bersama kakek atau neneknya yang renta akibat perceraian orang tuanya sehingga mereka tidak terurus dengan baik.
Sekolah penggerak juga bukanlah sekolah favorit yang menjadi buruan orang tua siswa, bukan pula sekolah yang siswanya memiliki segudang prestasi. Bisa jadi juga piala penghargaan tidak terlihat terpajang di lemari ruang kantor atau kepala sekolah.
Sekolah penggerak merupakan hasil seleksi terhadap kepala sekolah yang, menurut saya, dilakukan secara fair. Proses seleksi yang dilakukan secara daring langsung berada di bawah Kemdikbud melalui laman Kemdikbud Sekolah Penggerak.Β
Setiap sekolah memiliki kesempatan menjadi pengemban Program Sekolah Penggerak selama kepala sekolah dan sekolah yang dipimpinnya memiliki persyaratan umum sebagai sebuah lembaga pendidikan di bawah kemdikbud, seperti, SK pengangkatan kepala sekolah atau sekolah tercatat di dapodik.Β
Sasaran seleksinya adalah kepala sekolah secara individu, bukan sekolah. Setiap kepala sekolah yang berada di bawah kemdikbud dan memiliki persyaratan formal berkesempatan untuk mengikuti program sekolah penggerak melalui seleksi dilakukan secara daring.
Program Sekolah Penggerak (PSP) merupakan episode 7 dari rangkaian episode Merdeka Belajar Kemdikbudristek. PSP dipercaya menjadi salah satu alternatif untuk mewujudkan visi Pendidikan Indonesia maju yang berdaulat, mandiri, dan berkepribadian melalui pembentukan karakter peserta ke arah Profil Pelajar Pancasila. Program Sekolah Penggerak berfokus pada pengembangan hasil belajar siswa secara holistik. Hasil belajar itu mencakup kompetensi (literasi dan numerasi) dan karakter. Untuk itu program ini diawali dengan peningkatan kapasitas SDM (kepala sekolah dan guru)
Proses Seleksi Sekolah Penggerak
Sekolah saya saat ini dipercaya melaksanakan program sekolah penggerak angkatan I setelah melalui seleksi yang cukup ketat pada awal tahun 2021. Untuk mencapai titik ini kepala sekolah mengalami proses seleksi yang cukup panjang, melelahkan, dan mendebarkan. Dalam proses seleksi seluruh atribut sekolah ditanggalkan. Sekolah dengan label negeri-swasta, maju-terbelakang, sekolah di tengah belantara kota atau daerah tertinggal, memiliki kesempatan yang sama untuk mengikuti program sekolah penggerak.
Dalam proses seleksi, kepala sekolah harus menjalani dua tahap seleksi tetapi tahapan itu diwarnai kompetisi yang cukup berat. Pada seleksi tahap I angkatan 1, sekitar 21 ribu kepala sekolah dari berbagai penjuru tanah air mengirimkan curriculum vitae dan menjawab pertanyaan esai. Kepala sekolah ditantang mampu memberikan keyakinan bahwa yang bersangkutan memang layak mengemban tugas sebagai pemimpin sekolah penggerak.Β