Lihat ke Halaman Asli

π™”π™–π™’π™žπ™£ π™ˆπ™€π™π™–π™’π™–π™™

TERVERIFIKASI

Ayah 3 anak, cucu seorang guru ngaji dan pemintal tali.

Menulis sebagai Gairah

Diperbarui: 12 Januari 2023 Β  05:50

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber diolah dari canva

Masih tentang menulis. Jika pertemuan sebelumnya, peserta KBMN PGRI diberikan asupan tentang komitmen menulis setiap hari oleh Omjay, dalam pertemuan kali ini (ke dua), peserta "disuapi" dengan paradigma yang cukup penting bagi seorang penulis. Paradigma atau cara berpikir itu adalah dengan menempatkan kegiatan menulis sebagai passion.

Apa yang dimaksud dengan passion? Dilansir dari Gramedia, passion adalah gairah besar pada diri seseorang untuk melakukan Β secara serius sesuatu yang ia sukai dan dianggap penting.

Berdasarkan sumber lainnya, passion kerap disandingkan dengan semangat, keinginan yang kuat, ambisi, atau antusiasme yang menggebu-gebu.

Passion merupakan gabungan dua energi besar dalam diri seseorang, yaitu, motivasi dan emosi. Gabungan dua energi itu akan menghasilkan sikap dan tindakan positif dalam diri seseorang.

Passion merupakan dimensi mental yang perlu dibangun ketika seseorang akan mulai melakukan sesuatu atau menentukan sebuah pilihan. Hal ini penting untuk menjaga konsistensi dari pilihan itu sendiri. Passion merupakan unsur fundamental dalam upaya mencapai tujuan atau cita-cita tertentu, termasuk dalam menulis.

Sejauh ini ada persepsi yang berkembang bahwa menulis merupakan aktivitas yang hanya menghabiskan waktu; kegiatan yang hanya dilakukan oleh kalangan tertentu. Hal inilah yang menjadi tema utama pelatihan menulis pada pertemuan ke 2 dalam Kelas Belajar Menulis Nusantara PGRI.

Dimoderasi oleh Widya Setyaningsih, pertemuan yang dilaksanakan tanggal 11 Januari 2022, dimulai dengan perkenalan nara sumber melalui curicullum vitae yang dibagikan. Narsumnya adalah Dra. Srisugiastuti, M.Pd, seorang penulis, editor, dan motivator. Pengurus PGRI Surakarta Jawa Tengah ini juga seorang blogger sekaligus dikenal sebagai pegiat literasi Nusantara.

Sesuai dengan tema pertemuan ke 2, Narsum sendiri mengistilahkan passion merupakan renjana, gairah yang meletupkan semangat untuk mewujudkan keinginan yang disalurkan melalui sebuah tindakan nyata. Menulis sebagai passion, dengan demikian, berarti sebuah semangat melahirkan sebuah karya dalam bentuk tulisan.

Harus diakui bahwa menulis kerapkali ditempatkan sebagai sebuah keterampilan yang memiliki keunggulan yang khas. Pertama, Kemampuan menulis dipandang sebagai indikator intelektualitas dan kematangan berpikir. Pandangan ini cukup beralasan karena menulis memerlukan kemampuan berfikir, wawasan yang luas, dan harus didukung oleh pengetahuan yang memadai. Sebuah tulisan dihasilkan dari sebuah proses reflektif, pengejawantahan dari sebuah gagasan yang ditopang oleh kreativitas yang tinggi.

Ke dua, penulis merupakan profesi yang menempati posisi yang cukup bergengsi. Sebagai sebuah profesi yang melibatkan aspek intelektual, penulis merupakan status yang cukup dihargai. sebagai gambaran, saya sendiri baru mampu membuat artikel pada blog dan ketika rekan-rekan saya mengetahuinya, persepsi teman-teman tentang saya cukup respek. Artinya kemampuan menulis saya yang masih seadanya saja sudah membuat mereka cukup menghargai saya. Apalagi kelak jika saya dapat menerbitkan sebuah buku.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline