Lihat ke Halaman Asli

π™”π™–π™’π™žπ™£ π™ˆπ™€π™π™–π™’π™–π™™

TERVERIFIKASI

Ayah 3 anak, cucu seorang guru ngaji dan pemintal tali.

Reuni Tidak Disengaja

Diperbarui: 23 Oktober 2022 Β  07:48

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Diolah dari canva for Edu

Jum'at, 21 Oktober 2022, saya mengikuti kegiatan Pendampingan Penguatan Profil Pelajar Pancasila dan Penciptaan Lingkungan Belajar yang Kondusif P5LBK. Pesertanya terdiri dari kepala sekolah dan guru SD se-Lombok Timur. Lokasi kegiatan dilaksanakan di SD Negeri 1 Aikmel Barat.

Kegiatan mestinya dimulai pukul 08.00 tetapi lebih lambat sekitar 15 menit dari jadwal yang telah ditentukan. Hal ini karena peserta datang dari jarak yang beragam, peserta terjauh dari Lombok Utara. Mereka harus menempuh perjalanan berjam-jam.

Mungkin benar teori Sapir Whorf bahwa bahasa mempengaruhi pikiran dan tingkah laku seseorang. Perbendaharaan kata yang digunakan membentuk cara pandang dan tingkah laku seseorang atau sekelompok orang dalam kehidupan sehari-hari.Β 

Secara berseloroh, (mungkin) dapat dihubungkan dengan kebiasaan berbahasa masyarakat Indonesia. Salah satunya, penggunaan istilah "jam karet" untuk mewakili kebiasaan terlambat.Β 

Artinya, istilah ini merujuk pada waktu bahwa di Indonesia memiliki sifat elastis, sebuah metafora yang menunjukkan cara kita melihat dan mengatur waktu dalam aktivitas sehari-hari. Keberadaan istilah itu memberikan pengaruh pada perilaku masyarakat dalam menghargai waktu.

Terlepas dari cara pandang tentang waktu, satu hal yang penting bahwa setiap kegiatan yang bertujuan baik selalu secara niscaya memberikan efek positif, sekecil apapun.Β 

Andaipun peserta tidak dapat menguasai secara maksimal inti materi kegiatan, pasti ada sisi lain yang memberikan semangat baru bagi peserta. Salah satunya, kehadiran peserta dalam kegiatan pendampingan juga menjadi ajang reuni tidak disengaja karena beberapa peserta memiliki kesamaan masa lalu, pernah menempuh studi bersama, mengajar bersama, atau faktor kesamaan lain di masa lampau.Β 

Saya sendiri berjumpa dengan beberapa peserta yang pernah mewarnai kehidupan saya di masa silam. Mereka adalah teman-teman yang sempat singgah dalam kehidupan saya sebagai sahabat, sebagai teman bercanda, teman belajar, teman satu inang saat berada dalam fase sebagai generasi pembelajar formal.Β 

Salah satunya saya melabelinya dengan "Raja Diksi". Dia memiliki kemampuan imaginer luar biasa. Kemampuan imaginer itu kerap dituangkannya dalam puisi. Daya imaginasinya mampu menghubungkan fenomena alam dan cinta. Dia mampu menuangkan kegelisahan, kebahagiaan, dan segenap emosi dalam rangkaian diksi yang menggetarkan.

Bertemu mereka rasanya seperti napak tilas bentangan cerita lama yang tidak memudar begitu saja. Berkumpul bersama mereka saya seakan dibawa terbang sebuah mesin waktu ke masa lalu ketika berada dalam fase di mana gagasan tentang masa depan sarat dengan ketidakpastian. Dalam rentang waktu ketidakbersamaan itu peserta dipertemukan kembali dalam reuni tidak disengaja dalam sebuah kegiatan kolektif.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline