Setiap pagi Sang bangau terbang melintasi cakrawala. Sang Paruh Panjang pergi untuk mangsa dan cinta. Saat senja tiba, sang Bangau kembali ke sarang menanggalkan penat.
Sang Perantau bergegas pergi untuk memahat kisah hidup pada hamparan lain permukaan bumi. Saat lebaran tiba sang Perantau berkemas pulang.Β
Sebulan penuh melatih diri menahan ambisi hewani, saatnya kembali ke tanah asal untuk memperbaiki kisah pelanggaran cinta, bersujud pada ayah bunda, memeluk saudara, merangkul hangat kerabat, dan bercengkrama dengan teman masa kecil.
Sebulan penuh selama Ramadhan mengubur setiap bentuk riya dan kesombongan, cukuplah bagi sang Perantau untuk menyetarakan diri dengan sesama di kampung.Β
Jika pulang kampung dengan transportasi pribadi mewah, niatkan untuk kenyamanan perjalanan. Jangan sampai terbersit untuk membuat orang-orang di kampung berdecak kagum.
Sang Perantau telah melatih diri selama Ramadhan. Sebulan membiasakan diri menutup setiap celah untuk menarik perhatian orang lain dengan hal-hal yang bersifat kebendaan. Jangan sampai puasamu hanya memberimu lapar dan dahaga.
Puasa membangun sikap berbagi, membentuk kedermawanan sejati. Saat tangan kananmu memberi tangan kiri tidak perlu tahu. Jika hanya untuk pamer saat mudik tentang harta dan kedermawanan maka sia-sialah jiwamu melatih diri sebulan suntuk untuk menjadi pribadi tawaddu'.
Lombok Timur, 13042022
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H