Lihat ke Halaman Asli

π™”π™–π™’π™žπ™£ π™ˆπ™€π™π™–π™’π™–π™™

TERVERIFIKASI

Ayah 3 anak, cucu seorang guru ngaji dan pemintal tali.

Nafas Ibu

Diperbarui: 30 Maret 2022 Β  05:31

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dokpri

Aku kehilangan aksara
ketika melukis keagunganmu
Bukan karena kebodohanku
Tetapi tak kutemukan diksi yang sepadan
untuk mewakili pesona keluhuranmu

Aku hanya mampu bercerita
tentang asap tungkumu yang mengangkasa
saban hari
menguak pekat cakrawala fajar
atau
menari di bawah cerah lengkung jumantara
bahkan
ketika waktu dalam rengkuh paling kelam

Terngiang doa-doamu nan tajam menderas
menguras segala sengat bongkak
yang tumbuh liar dalam palung kesadaranku

Nafasmu Ibu
adalah angin swargaloka
mendesir lembut penuh cinta
untuk setiap helaan dan hembusan

Lombok Timur, 27 Maret 2022

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline