Lihat ke Halaman Asli

Benarkah Hanya Sekadar Pergantian Hijriyah ke Masehi Belaka?

Diperbarui: 5 Oktober 2016   15:59

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ekonomi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Caruizp

Mulai 3 Oktober 2016, Pemerintah Arab Saudi resmi menetapkan kalender masehi sebagai kalender negara menggantikan kalender hijriyah yang telah digunakan semenjak awal kemerdekaannya pada tahun 1932. Penggantian sistem kalender ini bertujuan untuk menghemat anggaran negara. Dengan asumsi tahun masehi lebih panjang 11 hari dari tahun hijriyah sehingga sistem penggajian dapat dilakukan secara efisien.

Pemerinah Arab Saudi melakukan hal ini atas dasar keuangan negara yang mengalami defisit anggaran akibat dari turunnya harga minyak dunia. Maka mereka melakukan penghematan dalam pengeluaran negara, diantaranya dengan memotong gaji para pegawai negeri sipil dan menaikkan visa kunjungan single-trip sebesar 2000 riyal. Pemotongan gaji sebesar 15-20% dan penghapusan bonus tahun baru serta pemangkasan cuti dimana apabila dalam satu tahun berjalan cuti tidak digunakan maka akan secara otomatis cuti tersebut akan hangus.

Pergantian sistem kalender yang ditetapkan Pemerintah Arab Saudi berpengaruh terhadap negara-negara islam di dunia, tidak terkecuali Indonesia. Arab Saudi sebagai pusat kiblat umat islam menjadi titik tolak ukur keislaman, termasuk dalam masalah sistem penanggalan. Indonesia yang mayoritas masyarakatnya memeluk agama islam menggunakan dua sistem penganggalan, kalender masehi dan kalender hijriyah. Dalam al Qur’an keduanya diakui sebagai penanda waktu dimana matahari dan bulan adalah dua benda langit yang dapat diketahui kedudukannya sehingga memudahkan dalam proses perhitungan kalender.

Memang secara umum bukan suatu masalah yang berarti apabila Arab Saudi mengganti kalendernya menjadi masehi. Hanya yang terlihat karena alasan ekonomi; keuangan negara belaka. Akan tetapi juga harus ditelusuri lebih dalam keterkaitannya dengan Unifikasi Kalender Islam di Turki beberapa bulan sebelumnya. Hal yang menjadi perhatian khusus, utamanya karena Arab Saudi sebagai tempat pelaksaan ibadah haji secara otomatis menentukan pula kapan dilaksanakannya wukuf dalam hal ini adalah penentuan awal bulan Dzulhijjah. Akankah mereka meninggalkan kalender Ummul Qura yang selama ini menjadi pegangan pemrintah Arab Saudi dalam penentuan awal bulan Hijriyah?




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline