Lihat ke Halaman Asli

Mohamad Gozali

Pendidik di Madrasah Ibtidaiyah

Pendidikan Sebagai Pilar di Tengah Tragedi Perang

Diperbarui: 18 Januari 2024   09:33

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pada saat gelap terjadi, cahaya harapan tetap ada

Pendidikan dianggap sebagai pondasi utama untuk membangun peradaban dan masa depan suatu bangsa. Sayangnya, di banyak negara yang sedang dilanda perang, pendidikan menjadi salah satu korban utama. Dampak fisik dari perang merusak infrastruktur pendidikan, mengakibatkan banyak sekolah rusak, dan menghentikan proses belajar mengajar. Lebih dari itu, semangat nasionalisme di kalangan pelajar, yang seharusnya menjadi agen perubahan dan harapan bagi masa depan, juga terkikis oleh perang.

Tragedi perang menciptakan kondisi yang sangat sulit untuk pendidikan. Anak-anak yang seharusnya duduk di bangku sekolah, sekarang menjadi saksi kehancuran dan kekerasan. Hak-hak dasar mereka untuk mendapatkan pendidikan yang layak hilang. Pendidikan, yang seharusnya menjadi jalan keluar dari lingkaran kekerasan dan kemiskinan, kini terasa begitu jauh.

Namun, di tengah kegelapan tersebut, masih ada harapan. Pendidikan memiliki kekuatan untuk mengubah nasib. Meskipun sulit, perjuangan untuk memberikan akses pendidikan bagi anak-anak di zona konflik tetap hidup. Organisasi kemanusiaan dan para pendidik terus berjuang tanpa lelah untuk membawa terang di tengah kegelapan.

Pendidikan adalah kunci untuk membangun masa depan yang lebih baik. Melalui pendidikan, generasi muda dapat memahami arti perdamaian, mengembangkan pemikiran kritis, dan mempersiapkan diri untuk menjadi pemimpin masa depan. Oleh karena itu, upaya untuk mendukung pendidikan di negara-negara yang terkena dampak perang harus terus ditingkatkan. Bantuan kemanusiaan, rekonstruksi infrastruktur pendidikan, dan pelatihan bagi para pendidik adalah langkah-langkah penting yang harus segera diimplementasikan.

Sebagai bagian dari masyarakat global, kita semua memiliki tanggung jawab untuk mendukung pendidikan di negara-negara yang terkena dampak perang. Kita harus bersatu untuk memastikan bahwa anak-anak di zona konflik tidak kehilangan harapan. Kita harus menjadi suara bagi mereka yang terpinggirkan, dan memastikan bahwa pendidikan tetap menjadi prioritas utama, bahkan di tengah tragedi perang.

Habis gelap, terbitlah terang. Pendidikan adalah cahaya yang membawa harapan bagi masa depan. Mari kita bersama-sama memastikan bahwa cahaya pendidikan terus menyinari jalan bagi anak-anak di zona konflik, membantu mereka membangun masa depan yang lebih baik.

Dengan demikian, pendidikan harus tetap menjadi fokus utama dalam upaya rekonstruksi pasca-perang. Melalui pendidikan, kita dapat membangun masyarakat yang lebih kuat, damai, dan berdaya. Kita harus terus berjuang untuk memastikan bahwa anak-anak di zona konflik tidak kehilangan harapan, dan bahwa pendidikan tetap menjadi hak asasi yang harus dilindungi, bahkan di tengah tragedi perang.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline